Rabu, 30 Juli 2025

Cegah Bullying: Gema Braling dan Pepeling Ulama, Teguhkan Komitmen Madrasah Ramah Anak di MIMA NU Karangjoho

PAI KUA Pengadegan, Ahmad Afandi pada acara Gema Braling (Gerakan Madrasah Menangani Bullying) dan Pepeling Ulama (Penyuluh Peduli Bullying–Unit Layanan Penyuluh Agama) di MI Ma’arif NU Karangjoho, Rabu (30/7/2025)

Purbalingga-MI Ma’arif NU Karangjoho kembali menunjukkan komitmennya dalam menciptakan lingkungan belajar yang aman dan penuh kasih melalui kegiatan Anti-Bullying bersama Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan AGama (KUA) Pengadegan, Rabu (30/7/2025).

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search/label/Anti%20Bullying

Kegiatan sinergi yang dikemas dalam Gema Braling (Gerakan Madrasah Menangani Bullying) dan Pepeling Ulama (Penyuluh Peduli Bullying–Unit Layanan Penyuluh Agama) ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa madrasah tentang dampak buruk bullying serta menumbuhkan budaya saling menghargai di lingkungan sekolah.

Dalam sesi utama, PAI KUA Pengadegan, Ahmad Afandi menekankan pentingnya menanamkan nilai saling menghargai, empati, serta menolak segala bentuk kekerasan, baik fisik maupun verbal. Menurutnya, suasana belajar yang positif hanya dapat tercipta jika seluruh warga madrasah menjaga lisan dan sikap.

Sementara itu, Munas Afifi mengangkat topik "Menumbuhkan Kasih Sayang dan Menghormati Orang Tua serta Guru", dengan pesan utama bahwa pribadi yang penuh cinta kasih tidak akan terlibat dalam tindakan perundungan. 

Ia mengajak para siswa untuk membentuk karakter mulia yang membawa kedamaian, baik di rumah maupun di madrasah.

Kepala MI Ma’arif NU Karangjoho, Aris Jatmiko, S.Pd.I, dalam sambutannya menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada pihak KUA atas kerja sama dalam kegiatan ini. 

Ia menegaskan bahwa madrasah memiliki tanggung jawab moral dan spiritual untuk mendidik anak-anak agar bebas dari pengaruh bullying.

"Kami ingin menanamkan pada anak-anak sejak dini bahwa bullying bukanlah hal yang bisa ditoleransi. Dengan adanya sosialisasi ini, kami berharap siswa lebih memahami dampak buruk perundungan dan termotivasi untuk menjadi pelopor kebaikan," ucapnya.

Antusiasme peserta tampak jelas dalam sesi tanya jawab. Para siswa aktif berbagi pendapat, bahkan menceritakan pengalaman pribadi tentang bagaimana membangun persahabatan yang sehat dan saling mendukung.

Sebagai langkah lanjutan, MI Ma’arif NU Karangjoho berencana menjadikan sosialisasi anti-bullying sebagai agenda rutin tahunan. 

Harapannya, kegiatan ini mampu membentuk budaya madrasah yang positif, inklusif, dan penuh kasih, di mana setiap siswa merasa aman dan dihargai.

Kontributor: Ahmad Afandi (PAI KUA Pengadegan)
Editor: Imam Edi Siswanto

Lawan Debat adalah Teman Berpikir: Pesan Komunikasi dari Penyuluh Agama di Rakerancab IPNU-IPPNU Karangreja

Saryono saat memberikan materi Komunikasi Dalam Berorganisasi Pada kegiatan Upgrading dan Rakerancab IPNU - IPPNU Karangreja di Gedung BLKK MWCNU Desa Karangreja, Ahad (27-07-2025) lalu (Foto: Saryono)

Purbalingga –Maju mundurnya organisasi diawali dari bagaimana cara komunikasi baik secara vertikal atau komunikasi dari organisasi yang berada diatasnya atau biasa disebut instruksi, dan secara horizontal, yaitu komunikasi dengan anggota pengurus yang sejajar atau jalur koordinasi.

Demikian salah satu sub topik komunikasi dalam berorganisasi yang disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam (PAI) Kator Urusan Agama (KUA) Karangrea, Saryono pada Upgrading dan Rapat Kerja Anak Cabang (Rakerancab) IPNU dan IPPNU Kecamatan Karangreja di Gedung Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK) MWCNU Desa Karangreja, Ahad (27/7/2025) lalu. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=SARYONO

Menurutnya, agar organisasi tetap exis dan berjalan dengan baik, saryono menambahkan “ bahwa secara umum untuk menjaga komunikasi yang baik itu adalah :

- Jalinlah komuikasi yang sehat;
- Saling menjaga, menghargai dn iktikad baik untuk saling tidak menyakiti;
- Saling rendah hati, pelnkan suara, jangan tinggi hati, dan jangan remehkan orang lain;
- Adanya umpan balik dan saling komunikatif;
- Saling melihat dan saling memberikan kesan kooperatif; dan
- Jadilah komunikator dn komunikan yang baik.  

“Jadi kesimpulannya adalah bahwa lawan debat adalah teman berfikir. “ ucap Saryono yang sekaligus Penasehat Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) Karangreja.

Kegiatan ini juga dihadiri oleh Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kabuapaten Purbalingga, rekanita Naflah Agustina dn semua pengurus Pimpinan Anak Cabang (PAC) IPNU dan IPPNU Karangreja masa khidmat 2025 – 2027.

Ia berpesan untuk Materi Rapat Kerja Anak Cabang (Rakerancab) IPNU dan IPPNU Karangreja untuk membuat program kerja yang mudah dilaksanakan, sesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat dan tentunya ada skala prioritas menginagat masa khidmat yang hanya 2 (dua) tahun kepengurusan.

Dan Ia uga berharap dapat terus bersinergi dengan Penyuluh Agama KUA Karangreja demi mencapai tujuan yang sama.(*)

Kontributor Saryono Penyuluh Agama Islam KUA Karangreja
Editor: Imam Edi Siswanto

Selasa, 29 Juli 2025

Keren! Menuju Profesionalisme Penyuluh: IPARI Purbalingga Gelar Pelatihan SKP dan E-Kinerja

Ketua PD IPARI Purbalingga, Khikam Aziz, dalam acara Pelatihan Penyusunan SKP dan Pengisian E-Kinerja PAI Angkatan 2025 di Pendopo TPQ Arina Manasikana, Purbalingga, Selasa (29/7/2025). (Foto: Wiwit Aryati)

Purbalingga-Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan akuntabilitas kinerja para Penyuluh Agama Islam, Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Islam Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Purbalingga menggelar Pelatihan Penyusunan SKP dan Pengisian E-Kinerja, bertempat di Pendopo TPQ Arina Manasikana, Purbalingga.

Kegiatan yang berlangsung penuh antusias ini diikuti oleh 56 Penyuluh Agama Islam, baik dari formasi PPPK maupun CPNS Tahun 2024. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/penyuluh-agama-cpns-dan-p3k-2025.html

Ketua Pengurus Daerah (PD) IPARI Purbalingga, Khikam Aziz, dalam arahannya menyampaikan bahwa penyuluh agama harus memiliki kemampuan yang lebih sistematis dalam merencanakan, melaporkan, dan mengevaluasi kinerja mereka.

“PD IPARI berkomitmen untuk terus mendorong profesionalisme para penyuluh sebagai garda terdepan pembinaan keagamaan di tengah masyarakat,” tegasnya. 

Edi Trisnanto, dalam acara Pelatihan Penyusunan SKP dan Pengisian E-Kinerja PAI Angkatan 2025 di Pendopo TPQ Arina Manasikana, Purbalingga, Selasa (29/7/2025). (Foto: Wiwit Aryati)

Dalam kesempatan tersebut, Khikam juga mengutip sebuah artikel yang menggambarkan esensi kedewasaan spiritual dan emosional.

Orang yang sudah selesai dengan dirinya sendiri adalah individu yang telah mencapai kedewasaan emosional dan spiritual, mampu menerima diri sendiri, mengatasi ego, dan fokus pada pengembangan diri serta kontribusi positif bagi orang lain. Mereka tidak lagi terikat pada pencapaian duniawi atau validasi eksternal untuk merasa cukup.”

Sementara itu, dalam pelatihan, Edi Trisnanto memberikan panduan teknis secara komprehensif, mulai dari penyusunan SKP, pemilihan indikator kinerja, hingga pengisian bukti dukung dalam aplikasi E-Kinerja.

Peserta Pelatihan Penyusunan SKP dan Pengisian E-Kinerja PAI Angkatan 2025 di Pendopo TPQ Arina Manasikana, Purbalingga, Selasa (29/7/2025). (Foto: Wiwit Aryati)

Peserta dipandu untuk memahami regulasi terbaru dan menguasai cara mengakses serta menginput data dengan akurat dan efisien.

Pelatihan ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman para penyuluh terhadap pentingnya pelaporan kinerja yang akuntabel. Selain itu, juga sebagai langkah strategis dalam mendukung tugas penyuluhan agama di masyarakat secara profesional, transparan, dan berdampak positif.

Dengan kegiatan ini, PD IPARI Kabupaten Purbalingga menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat kualitas SDM penyuluh agama sebagai agen perubahan spiritual dan sosial di tengah dinamika masyarakat yang terus berkembang.(*)

Kontributor: Wiwit Aryati
Editor: Imam Edi Siswanto

Kolaborasi Gema Braling dan Pepeling Ulama, Ciptakan Lingkungan Bebas Bullying di MI Ma'arif NU 01 Kalijaran

Artanti Laili Zulaiha pada acara Gema Braling (Gerakan Madrasah Brantas Bullying) dan Pepeling Ulama (Penyuluh Agama Peduli Bullying-Unit Layanan Penyuluh Agama) di MI Ma’arif NU 01 Kalijaran, Senin (28/7/2025) lalu. (Foto: Artanti Laili Zulaiha)

Purbalingga-Upaya menciptakan lingkungan madrasah yang aman, nyaman, dan bebas dari perundungan terus digencarkan. Dua program strategis, Gema Braling (Gerakan Madrasah Menangani Bullying) dan Pepeling Ulama (Penyuluh Peduli Bullying – Unit Layanan Penyuluh Agama), bersinergi dalam sebuah acara edukatif di MI Ma’arif NU 01 Kalijaran, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Purbalingga. Senin (28/7/2025) lalu.

Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran dan pemahaman siswa madrasah tentang dampak buruk bullying serta menumbuhkan budaya saling menghargai di lingkungan sekolah.

Dalam sambutannya, Pengawas Madrasah Kecamatan Karanganyar, Nurkhamdiyah, sekaligus perwakilan Gema Braling, menekankan pentingnya kerja sama antara madrasah dan Penyuluh Agama dalam menangani isu perundungan yang semakin kompleks di era digital. 

Foto bersama Tim Gema Braling dan Pepeling Ulama usai memberikan materi Bullying kepada siswa siswi MI Ma'arif NU 01 Kalijaran, Senin (28/7/2025) lalu. (Foto: Artanti Laili Zulaiha)

“Perundungan tidak hanya menimbulkan luka fisik, tapi juga bisa merusak kesehatan mental dan menghambat pertumbuhan anak. Kita perlu bersatu untuk mengakhirinya,” tegasnya.

Tim Pepeling Ulama, yang terdiri dari Artanti Laili Zulaiha dan Tarom, Penyuluh Agama Islam dari KUA Karanganyar, menyampaikan materi secara interaktif dan partisipatif. Anak-anak diajak berdiskusi mengenai bentuk-bentuk bullying, cara merespons dengan bijak, serta pentingnya empati terhadap sesama.

Dengan metode yang menyenangkan dan mendidik, para siswa belajar tidak hanya untuk mengenali perundungan, tetapi juga berani bersuara dan melindungi temannya.

Sementara itu, Kepala MI Ma’arif NU 01 Kalijaran, Mubarok, menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara tersebut.

“Acara ini sangat penting dalam membentuk karakter siswa. Kami berharap kolaborasi seperti ini bisa terus berlanjut agar madrasah menjadi tempat belajar yang aman dan ramah bagi semua anak,” harapnya.

Kolaborasi antara Gema Braling dan Pepeling Ulama menjadi bukti nyata sinergi antara Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Penyuluh Agama, dan lembaga pendidikan dalam memberikan perlindungan sekaligus menanamkan nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa.(*)

Kontributor: Artanti Laili Zulaiha
Editor: Imam Edi Siswanto

Kamis, 24 Juli 2025

Mengapa Pencatatan Nikah di KUA Itu Penting Oleh Nia Melawati

PAI KUA Kertanegara Nia Melawati (Grafis : Nia M)

Perkawinan adalah ikatan suci yang memiliki dimensi hukum, sosial, dan spiritual. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pasal 1 mendefinisikan Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Sementara itu, Kompilasi Hukum Islam (KHI) dalam Pasal 2 Buku I Bab I menegaskan bahwa perkawinan dalam Islam adalah akad yang sangat kuat (mitsaqan ghalizhan) untuk menaati perintah Allah, dan pelaksanaannya merupakan bentuk ibadah. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=nia+melawati

Dari kedua perspektif hukum tersebut, baik negara maupun agama memiliki pandangan yang selaras bahwa tujuan utama pernikahan adalah membentuk keluarga sakinah yang dilandasi nilai-nilai ketuhanan dan moralitas.

Pernikahan Bahagia Dimulai dari Proses yang Benar
Pernikahan yang membawa kebahagiaan dan keberkahan tentu harus dimulai dengan proses yang baik, sah, dan jelas. Islam maupun negara telah mengatur pernikahan agar sejalan dengan maqashid al-syariah, yakni tujuan-tujuan utama syariat Islam.

  1. Menjaga agama (ḥifẓ ad-dīn)
  2. Menjaga jiwa (ḥifẓ an-nafs)
  3. Menjaga akal (ḥifẓ al-‘aql)
  4. Menjaga keturunan (ḥifẓ an-nasl)
  5. Menjaga harta (ḥifẓ al-māl)

Salah satu upaya untuk menjaga tujuan-tujuan tersebut adalah melalui pencatatan pernikahan secara resmi di Kantor Urusan Agama (KUA).

Risiko Pernikahan Sirri: Banyak yang Tidak Dipahami
Sayangnya, masih banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya pencatatan nikah secara hukum. Fenomena pernikahan sirri masih marak terjadi, bukan hanya karena penyalahgunaan ajaran agama, tetapi juga karena:

  • Minimnya pemahaman tentang hukum pernikahan
  • Faktor ekonomi dan anggapan bahwa menikah di KUA itu mahal
  • Adat istiadat yang masih kuat
  • Keinginan untuk menyembunyikan status (misalnya dalam praktik poligami)

Padahal, pernikahan sirri memiliki dampak negatif yang serius, di antaranya: 

  • Istri dan anak tidak memiliki perlindungan hukum jika terjadi sengketa
  • Anak kesulitan mendapatkan akta kelahiran atau identitas hukum
  • Rentan ditinggalkan tanpa tanggung jawab
  • Berpotensi terjadinya poligami terselubung
  • Tidak bisa menuntut hak secara perdata

Peran Penyuluh Agama dalam Edukasi Pernikahan
Dalam hal ini, penyuluh agama Islam memiliki peran strategis sebagai jembatan antara regulasi negara dan pemahaman masyarakat. Melalui pendekatan langsung, ceramah, bimbingan pranikah, dan pemanfaatan media sosial, penyuluh agama harus terus: 

  • Mensosialisasikan pentingnya pencatatan nikah
  • Mengedukasi masyarakat tentang hukum dan dampak nikah sirri
  • Mendekatkan layanan KUA agar lebih terbuka, murah, dan mudah diakses

Kontributor : Nia Melawati, S.Sy (PAI KUA Kertanegara)
Editor: Imam Edi Siswanto

PAI KUA Karangreja Terima 15 Bidang Tanah Wakaf Desa Gondang

Kasi Pelayanan Desa Gondang, Wahyu Nur Alam (kiri) saat menyerahkan 15 berkas ikrar tanah wakaf kepada PAI KUA Karangreja, Ngamali, di KUA Karangreja, Kamis (24/7/2025).

Purbalingga-Langkah penuh berkah dilakukan oleh masyarakat Desa Gondang, Kecamatan Karangreja, dengan menyerahkan 15 berkas ikrar tanah wakaf untuk kepentingan umat.

Penyerahan dilakukan kepada Penyuluh Agama Islam KUA Karangreja, Ngamali, dalam suasana penuh khidmat dan harapan akan masa depan wakaf yang lebih tertata dan legal, Kamis (24/7/2025).

BACA:  https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=NGAMALI

Berkas wakaf tersebut mencakup berbagai bidang tanah yang diperuntukkan bagi fasilitas umum keagamaan, seperti masjid, mushola, Madrasah Diniyah (Madin), dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).

Penyerahan berkas dilakukan oleh Kasi Pelayanan Desa Gondang, Wahyu Nur Alam, S.Pd, yang menegaskan bahwa tujuan utama dari ikrar wakaf ini adalah untuk memberikan legalitas hukum terhadap tanah-tanah wakaf yang telah dimanfaatkan masyarakat selama ini.

Dengan legalitas tersebut, diharapkan proses pengajuan sertifikat tanah wakaf ke Badan Pertanahan Nasional (BPN) akan lebih mudah dan lancar.

Menurutnya, Wakaf tersebut adalah amanah untuk umat. Legalitasnya sangat penting agar tanah-tanah tersebut benar-benar terlindungi dan bermanfaat secara jangka panjang.

Ia juga menambahkan bahwa langkah ini adalah bagian dari tanggung jawab sosial dan spiritual pemerintah desa terhadap aset keagamaan masyarakat.

Penyuluh Agama Islam KUA Karangreja, Ngamali, menyambut baik dan mengapresiasi inisiatif ini sebagai bentuk sinergi yang baik antara masyarakat, pemerintah desa, dan lembaga keagamaan.

“Dengan semangat kebersamaan dan keikhlasan, semoga proses sertifikasi wakaf ini segera terealisasi, dan keberkahannya dapat dirasakan oleh generasi kini dan mendatang,” harapnya.(*)

Kontributor: Ngamali (PAI KUA Karangreja)
Editor: Imam Edi Siswanto

Rabu, 23 Juli 2025

Bangun Generasi Tangguh, Arif Hidayat Sosialisasi Anti-Pornografi dan Pencegahan Pernikahan Dini di SMPN 01 Karangjambu

PAI KUA Karangjambu Arif Hidayat saat sosialisasikan Anti-Pornografi dan Pencegahan Pernikahan Dini dengan tema Cerdas Bermedia, Bijak Menata Masa Depan” di SMPN 01 Karangjambu, Jumat (18/7/2025) lalu. (Foto: Arif Hidayat)

Purbalingga-Bangun generasi tangguh, Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Karangjambu Arif Hidayat sosialisasikan Anti-Pornografi dan Pencegahan Pernikahan Dini dengan tema Cerdas Bermedia, Bijak Menata Masa Depan” di SMPN 01 Karangjambu, Jumat (18/7/2025) lalu.

Dijelaskan oleh Arif, bahwa dalam menghadapi derasnya arus informasi di era digital, pembinaan karakter generasi muda menjadi tugas yang kian mendesak. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/06/cegah-pernikahan-dini-pai-kua.html

“Kegiatan ini mengangkat dua isu krusial yang sering menjerat remaja, yakni bahaya pornografi dan pernikahan dini,” jelasnya dihadapan 128 pelajar SMPN 01 Karangjambu. 

Suasana acara sosialisasi Anti-Pornografi dan Pencegahan Pernikahan Dini dengan tema Cerdas Bermedia, Bijak Menata Masa Depan” di SMPN 01 Karangjambu, Jumat (18/7/2025) lalu. (Foto: Arif Hidayat)

Materi dibawakan secara interaktif dan komunikatif membuat acara dan peserta tampak penuh antusiasme, menyesuaikan pendekatannya dengan bahasa yang mudah dipahami oleh remaja.

Dalam penelasanya, Ia menekankan dampak serius dari konsumsi konten pornografi, terutama terhadap kesehatan mental, pembentukan karakter, dan moralitas generasi muda.

Selain itu, dijelaskan pula risiko pernikahan dini dari sisi kesehatan, psikologis, hingga dampaknya terhadap masa depan pendidikan dan sosial anak.

“Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang penyuluhan, tetapi juga inspirasi bagi siswa untuk lebih bijak dalam menggunakan teknologi, serta menanamkan semangat meraih pendidikan setinggi mungkin sebelum memasuki dunia pernikahan,” ucapnya. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=bangun

Sementara itu, Kepala SMP Negeri 01 Karangjambu Nur Said Manfaluti menyambut baik inisiatif ini dan berharap kegiatan serupa dapat terus digalakkan.

“Kami sangat mendukung upaya pembinaan karakter siswa yang berakhlak mulia dan memiliki wawasan luas. Semoga sinergi ini terus terjalin demi masa depan anak-anak kita,” katanya.

Dan Ia berharap dengan adanya kegiatan semacam ini, diharapkan generasi muda Karangjambu semakin siap menghadapi tantangan zaman dengan nilai-nilai luhur dan kebijaksanaan dalam bersikap.(*)

Kontributor: Arif Hidayat
Editor: Imam Edi Sisawnto

Kolaborasi Pemdes Karangduren dan PAI Bobotsari: Ciptakan Kader Pemulasaraan Jenazah

Pelatihan Pemulasaraan Jenazah selama dua hari, Selasa–Rabu (22–23 Juli 2025) oleh Pemdes Karangduren, Bobotsari di Aula Desa Karangduren, Selasa (22/7/2025). (Foto: Rikin)

Purbalingga-Pemerintah Desa (Pemdes) Karangduren menyelenggarakan Pelatihan Pemulasaraan Jenazah selama dua hari, Selasa–Rabu (22–23 Juli 2025) bertempat di Gedung Aula Desa Karangduren, Rabu (23/7/2025).

Kegiatan pelatihan ini menghadirkan Penyuluh Agama Islam (PAI) dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Bobotsari Rikin, sebagai narasumber utama.

Dijelaskan oleh Rikin, dalam pelatihan ini, tidak hanya mengajarkan praktik perawatan jenazah, tapi juga menyampaikan nilai-nilai spiritual yang harus dipahami oleh keluarga yang mendampingi seseorang menjelang wafat. 
 
PAI KUA Bobotsari Rikin (tengah) bersama Pemdes Karangduren, Bobotsari di Pelatihan Pemulasaraan Jenazah selama dua hari, Selasa–Rabu (22–23 Juli 2025) oleh Pemdes Karangduren, di Aula Desa Karangduren, Selasa (22/7/2025). (Foto: Rikin)

Menurutnya, kematian adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Namun, tidak semua orang memahami bagaimana merawat jenazah dengan baik, sesuai ajaran agama. Menjawab kebutuhan itu.

“Ini adalah bentuk pelayanan sosial yang sangat penting, agar masyarakat mampu memberikan penghormatan terakhir kepada orang yang telah tiada dengan cara yang benar dan mulia,” terang Rikin dalam sesi pemaparan materi. 
 
BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=bobotsari 

Sementara itu, Sekretaris Desa Karangduren, Toto Isnanto, dalam sambutannya menjelaskan bahwa pelatihan ini diikuti oleh sekitar 50 peserta dari kalangan laki-laki dan perempuan. Ia berharap para peserta mampu mengamalkan ilmu yang diperoleh, serta menyebarkannya di tengah masyarakat.

“Tujuan utama pelatihan ini adalah agar warga memiliki pengetahuan dan keterampilan merawat jenazah secara syar'i, serta menjadi bekal amal dalam kehidupan bermasyarakat,” jelas Toto.

Pelatihan dilakukan dalam dua sesi, setiap harinya dimulai dari penyampaian materi, diskusi interaktif, hingga praktik langsung tata cara memandikan, mengkafani, menyalatkan, dan menguburkan jenazah sesuai tuntunan Islam.

Materi yang disampaikan juga mencakup panduan menghadapi orang yang sedang sekarat (nazak), termasuk adab, doa, dan langkah yang perlu dilakukan oleh keluarga yang menunggui.

Kegiatan ini menjadi bentuk nyata sinergi antara pemerintah desa dan tokoh agama dalam membekali masyarakat dengan ilmu fardhu kifayah yang kian jarang dikuasai.

Melalui pelatihan ini, harapannya lahir kader-kader pemulasara jenazah yang siap membantu dengan tulus di tengah masyarakat, karena menghormati jenazah adalah bagian dari memuliakan kehidupan.(*)

Kontributor: Rikin (PAI KUA Bobotsari)
Editor: Imam Edi Siswanto

Selasa, 22 Juli 2025

KH. Rohib Abdurrohman, Strategi dan Materi Dakwah di Era Digital

KH. Rohib Abdurrohman saat mengisi materi pada acara Pembinaan Dai dan Daiyah Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga di PM Collaboration, Selasa (22/7/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Purbalingga – Dalam upaya memperkuat peran Dai dan Daiyah sebagai ujung tombak penyampai risalah Islam, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Purbalingga, KH. Rohib Abdurrohman, menyampaikan materi mendalam tentang strategi dan materi dakwah dalam kegiatan Pembinaan Dai dan Daiyah.

Acara ini diselenggarakan oleh Seksi Bimbingan Masyarakat Islam, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga di PM Collaboration, Selasa (22/7/2025). 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/semangat-dai-purbalingga-menyala-di-era.html

KH. Rohib mengingatkan bahwa dakwah adalah amanah setiap muslim, bukan semata-mata tugas para ustadz atau tokoh agama. 

KH. Rohib Abdurrohman bersama Kang Prayit/Dai Muda dan Kreator digital (tengah) saat mengisi materi pada acara Pembinaan Dai dan Daiyah Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga di PM Collaboration, Selasa (22/7/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Dakwah adalah panggilan hati untuk menyampaikan kebenaran. Ia bukan hanya seruan, tapi juga ajakan menuju kebaikan secara bijak dan menyentuh hati. Berikut rangkuman materi yang disampaikan. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/kang-prayit-ajak-dai-purbalingga.html

Materi Dakwah yang Menggugah dan Bermakna
Dalam penyampaiannya, KH. Rohib menekankan pentingnya membangun materi dakwah yang kuat dan berbasis ilmu. Ia menyebutkan beberapa prinsip utama dalam merancang materi dakwah.

  1. Bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah, sebagai dasar utama kebenaran ajaran Islam.
  2. Relevan dengan kondisi mad’u (objek dakwah), sehingga pesan terasa hidup dan nyata.
  3. Bahasa yang sederhana dan kontekstual, mudah dipahami oleh semua kalangan.
  4. Mengandung hikmah dan nasihat, yang mampu menyentuh hati dan menggugah kesadaran.
  5. Disampaikan secara sistematis dan terstruktur, agar pesan mudah ditangkap.
  6. Berbasis ilmu, bukan opini semata, sehingga menghindari penyimpangan dalam dakwah.
  7. Selalu mengacu pada QS. An-Nahl: 125, sebagai landasan metode dakwah yang lembut dan penuh kearifan.

Strategi Dakwah di Era Digital: Kreatif, Ringkas, dan Interaktif
Melihat perkembangan zaman, strategi dakwah juga harus beradaptasi. KH. Rohib mendorong para dai untuk menjadikan teknologi sebagai sarana efektif dalam menyampaikan pesan Islam. Ia memaparkan beberapa strategi dakwah digital, antara lain.

  1. Memanfaatkan platform digital seperti YouTube, Instagram, TikTok, podcast, hingga aplikasi Islami.
  2. Membuat konten visual yang menarik dan ringkas, seperti video pendek, animasi, infografis, dan storytelling.
  3. Membangun interaktivitas dengan audiens serta membekali mereka dengan literasi digital, agar tidak mudah termakan hoaks atau informasi keagamaan yang menyesatkan.

Metode Dakwah: Membangun Karakter dan Peradaban
Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa dakwah sejati bukan hanya menyampaikan lisan, tetapi juga membentuk karakter dan membangun kesadaran intelektual dan spiritual umat. Metodenya meliputi.

  1. Mengajarkan membaca dan memahami al-Qur’an.
  2. Membangun karakter mulia dan akhlakul karimah.
  3. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan umat.
  4. Membumikan kearifan lokal yang selaras dengan nilai-nilai Islam.

Dakwah yang Menyentuh, Menggerakkan, dan Menginspirasi
KH. Rohib menutup materinya dengan penegasan bahwa dakwah yang efektif bukan hanya yang terdengar indah, tetapi yang mampu menyentuh hati, membangkitkan kesadaran, dan menggerakkan perubahan positif dalam kehidupan umat.

Ia pun mengingatkan bahwa penguatan materi dan strategi dakwah adalah proses berkelanjutan yang memerlukan ilmu, latihan, dan keikhlasan. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW, “Sampaikanlah dariku walau satu ayat” (HR. Bukhari).

KH. Rohib mengajak para dai dan daiyah untuk terus berjuang menyebarkan cahaya Islam dengan cara yang arif, relevan, dan penuh kasih.(*)

Pewarta & Editor: Imam Edi Siswanto

Kang Prayit Ajak Dai Purbalingga Menembus Dunia Lewat Dakwah Digital

Prayitno, S.Pd, MPd atau Kang Prayit  saat menyampaikan materi pada acara Pembinaan Dai Daiyah Seksi Bimas Islam Kemenag Purbalingga di PM Colaboration, Selasa (22/7/2025). (Foto : Imam Edi Siswanto)


Purbalingga-Di hadapan para Penyuluh Agama Islam (PAI) Kankemenag Purbalingga, yang akrab di sapa Kang Prayit, dai muda yang aktif di media sosial mengajak peserta untuk menjawab tantangan zaman dengan dakwah digital yang kreatif dan mendunia.

Ia mendorong para dai untuk mulai menulis artikel keagamaan yang bisa diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris agar pesan dakwah dapat menjangkau pembaca internasional. 

BACA: 

https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/semangat-dai-purbalingga-menyala-di-era.html

https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/kemenag-purbalingga-bina-dai-daiyah.html 

Kang Prayit menekankan pentingnya penguasaan teknik menulis digital atau membuat konten, termasuk pemilihan judul yang kuat dan penguasaan keyword atau kata kunci agar artikel dakwah lebih mudah ditemukan melalui mesin pencarian.

“Tulisan yang baik harus bisa dibaca banyak orang, dan itu dimulai dari pemahaman strategi digital,” tuturnya.

Para peserta acara Pembinaan Dai Daiyah Seksi Bimas Islam Kemenag Purbalingga di PM Colaboration, Selasa (22/7/2025). (Foto : Muhtarom)

Menurutnya, media sosial adalah ladang dakwah yang sangat potensial. Dengan miliaran pengguna aktif, platform seperti YouTube, Instagram, hingga TikTok dapat menjadi alat ampuh untuk menyampaikan nilai-nilai Islam secara kreatif, santun, dan menjangkau generasi muda secara langsung.

Namun, dakwah digital bukan tanpa tantangan. Di antara tantangan utama adalah banjirnya informasi, termasuk hoaks dan konten keagamaan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.

Karena itu, dai era digital dituntut untuk cakap dalam literasi informasi dan mampu menyaring serta menyampaikan pesan secara bertanggung jawab.

Untuk menjawab tantangan itu, Kang Prayit membagikan lima strategi dakwah digital yang bisa diterapkan:

1. Perkuat Literasi Digital: Kuasai cara kerja media digital, algoritma, dan teknik menulis yang menarik.

2. Buat Konten yang Relevan: Sesuaikan pesan dakwah dengan kebutuhan dan isu yang sedang ramai di masyarakat.

3. Gunakan Bahasa Visual: Gunakan video, infografis, dan desain menarik agar pesan lebih mudah diterima.

4. Bangun Personal Branding: Dai harus dikenal, kredibel, dan konsisten dalam menyampaikan pesan.

5. Kolaborasi dan Jaringan: Bangun sinergi dengan dai lain, kreator konten, dan lembaga dakwah digital.

“Dakwah di era ini bukan hanya soal bicara, tapi soal bagaimana kita hadir dan diterima dalam dunia digital yang sangat luas,” ujar Kang Prayit.

Ia berharap para dai Purbalingga tidak hanya berdakwah di panggung lokal, tapi juga menebar manfaat hingga ke ranah global.

Pewarta & Editor: Imam Edi Siswanto

Semangat Dai Purbalingga Menyala di Era Digital

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga H. Zahid Khasani saat menyampaikan sambutan dan arahan pada acara Pembinaan Dai Daiyah Seksi Bimas Islam Kemenag Purbalingga di PM Colaboration, Selasa (22/7/2025). (Foto : Imam Edi Siswanto)

Purbalingga-Di tengah era digital yang terus berkembang, para Dai Daiyah Purbalingga tampak semakin semangat dalam berdakwah. Hal ini terlihat dalam kegiatan Pembinaan Dai dan Daiyah yang digelar Bimas Islam Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga di PM Collaboration, Selasa (22/7/2025).

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/kemenag-purbalingga-bina-dai-daiyah.html

Plt. Kasi Bimas Islam Kemenag Purbalingga, Moh. Nur Hidayat, saat sambutan acara menyampaikan bahwa sebanyak 112 peserta hadir diacara tersebut, termasuk dua di antaranya yang sudah purna tugas, namun tetap berkomitmen menebar nilai-nilai Islam melalui dakwah, purnanya tugas secara administratif tak berarti berhenti dari perjuangan dakwah. 

Plt. Kasi Bimas Islam Kemenag Purbalingga, Moh. Nur Hidayat saat menyampaikan laporan kegiatan pada acara Pembinaan Dai Daiyah Seksi Bimas Islam Kemenag Purbalingga di PM Colaboration, Selasa (22/7/2025). (Foto : Imam Edi Siswanto)

"Acara ini menghadirkan dua narasumber inspiratif, yakni Ketua MUI Kabupaten Purbalingga, KH. Rohib Abdurrohman, dan dai muda kenamaan dari Purbalingga yang aktif di media sosial, Prayitno," ucapnya .

Menurutnya, Dalam dakwah keduanya dianggap sebagai figur penting yang mampu menjembatani nilai-nilai keislaman dengan pendekatan kekinian.

Sementara itu, Kepala Kankemenag Purbalingga, Zahid Khasani, dalam sambutannya menegaskan bahwa dakwah di masa kini harus efektif, adaptif dan mampu menyentuh masyarakat secara langsung.

Ia mencontohkan Rasulullah SAW sebagai teladan dakwah sepanjang zaman yang selalu relevan dalam setiap kondisi sosial umatnya. 

Para peserta acara Pembinaan Dai Daiyah Seksi Bimas Islam Kemenag Purbalingga di PM Colaboration, Selasa (22/7/2025). (Foto : Imam Edi Siswanto)

“Dakwah yang efektif adalah dakwah yang bisa menjadi contoh hidup, memahami kebutuhan masyarakat, dan mampu membangkitkan semangat beribadah,” ucapnya.

Ia juga mengajak para Penyuluh Agama Islam agar tidak hanya berdakwah di mimbar, tetapi juga aktif di media sosial dan kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

Ditekankan pula pentingnya peran ASN dalam menyelaraskan dakwah dengan tantangan zaman. Pendakwah, kata Khasani, harus adaptif atau bisa hadir di setiap lini kehidupan, menjadi solusi atas persoalan umat dan mampu menggugah hati masyarakat dengan pendekatan yang humanis.

Sebagai penutup, Khasani juga mengingatkan pentingnya partisipasi dan dukungan seluruh dai untuk menyukseskan Musabaqoh Tilawatil Qur’an dan Hadist (MTQH) tingkat Kabupaten Purbalingga yang akan digelar pada 9 Agustus 2025. Acara tersebut menjadi momentum strategis dalam membumikan Al-Qur’an dan hadist di kalangan generasi muda dan masyarakat luas.(*)

Turut hadir dalam pembinaan ini Plt. Kasubag TU Kankemenag Kabupaten Purbalingga H. Sudiono dan Ketua PD IPARI Purbalingga Khikam Aziz.(*)

Pewarta & Editor: Imam Edi Siswanto

Kemenag Purbalingga Bina Dai-Daiyah untuk Perkuat Dakwah di Era Digital

Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga H. Zahid Khasani saat menyampaikan sambutan dan arahan pada acara Pembinaan Dai Daiyah Seksi Bimas Islam Kemenag Purbalingga di PM Colaboration, Selasa (22/7/2025). (Foto : Walid)

Purbalingga – Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Purbalingga menggelar acara Pembinaan Dai dan Daiyah di PM Colaboration, Purbalingga, Selasa (22/7/2025).

Plt. Kasi Bimas Islam, Moh. Nur Hidayat menyampaikan dalam sambutannya, bahwa acara pembinaan diikuti oleh 112 Dai dari berbagai kecamatan di wilayah Kabupaten Purbalingga.

Menurutnya, kegiatan tersebut merupakan bagian dari upaya Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga dalam meningkatkan kapasitas, kompetensi, dan peran strategis para dai dan daiyah sebagai ujung tombak penyebaran dakwah Islam yang moderat, damai, dan rahmatan lil ‘alamin di tengah masyarakat. 
 
BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/semangat-dai-purbalingga-menyala-di-era.html

Sementara itu, Dalam sambutannya, Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Purbalingga, Zahid Khasani menyampaikan pentingnya peran Dai dan Daiyah dalam membentuk karakter umat serta menjaga harmoni kehidupan beragama di era digital dan keterbukaan informasi.

“Dai dan daiyah tidak hanya menyampaikan ceramah di atas mimbar, tapi juga harus mampu menjadi teladan, penyambung komunikasi keumatan, dan penjaga nilai-nilai Islam yang inklusif,” ungkapnya.

Lebih lanjut Zahid menegaskan bahwa Dakwah yang efektif memiliki ciri yaitu pertama, Dakwah yang mampu memanfaatkan media yang ada. Kedua, dakwah yang menjadikan Dai sebagai role model bagi orang lain. Ketiga, Dakwah yang memahami kebutuhan masyarakat.

Selain itu, acara ini juga menghadirkan narasumber dari kalangan praktisi dakwah yakni Ketua MUI Kabupaten Purbalingga KH. Roghib Abdurahman dan Dai Muda, Ustadz Prayitno.

Narasumber menyampaikan materi seputar strategi dakwah yang relevan dengan kebutuhan generasi milenial dan masyarakat urban, serta penguatan wawasan kebangsaan dan moderasi beragama.

Para peserta menyambut baik kegiatan ini, dan berharap pembinaan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkala agar para Dai dan Daiyah memiliki pemahaman yang selalu diperbarui dan sesuai dengan dinamika zaman.

Acara ditutup dengan diskusi interaktif dan silaturahmi antar dai, yang diharapkan memperkuat sinergi dan jaringan dakwah di Kabupaten Purbalingga.

Kontributor: Artanti Laili Zulaiha (PAI KUA Karanganyar)
Editor: Imam Edi Siswanto

Sabtu, 12 Juli 2025

Bersatu dalam Harmoni: Cerita di Balik Suksesnya Ngopi Kebangsaan IPARI se-Barlingmascap

Tim dokumentasi video, MC, Hadroh dan Media Sosial (Foto: Imam Edi Siswanto)

Purbalingga-Kegiatan Rapat Koordinasi (Rakor) Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (IPARI) se-Barlingmascap yang dikemas dalam acara “Ngopi Kebangsaan Bersama Gus Islah” pada Jumat, 11 Juli 2025 di Aula Indragiri, Owabong, Purbalingga, bukan hanya sukses dari sisi pelaksanaan, tetapi juga menjadi contoh nyata kerja tim yang solid dan penuh semangat kebersamaan.

Dengan tema “Deradikalisasi Membangun Harmoni,” acara ini memancarkan pesan kuat sekaligus memberikan inspirasi tentang pentingnya sinergi dalam membangun Indonesia yang damai. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/rakor-ipari-barlingmascap-ipari.html

Salah satu pencapaian yang cukup membanggakan dari panitia adalah berhasil menghadirkan KH. Islah Bahrawi (Gus Islah), seorang narasumber tingkat nasional yang dikenal luas sebagai intelektual, pendakwah moderat, dan tokoh deradikalisasi. 

Tim among tamu, moderator diskusi, dan tim konsumsi (Foto: Imam Edi Siswanto)

Kehadiran beliau memberikan warna intelektual dan nilai strategis tersendiri, yang menjadikan acara ini tidak hanya berdampak lokal, tetapi juga memiliki gaung nasional.

Di balik suksesnya acara, terdapat koordinasi yang rapi dan tangguh dari seluruh elemen panitia. Setiap tim bekerja dengan porsi dan tanggung jawabnya masing-masing secara optimal serta dukungan semua pihak dan stakeholder keluarga besar Kemenag Purbalingga.

Mulai dari tim konsumsi yang sigap menyajikan hidangan tepat waktu dan dengan cita rasa terbaik, hingga tim among tamu yang ramah dan sigap menyambut kehadiran peserta dari berbagai daerah.

"Alhamdulillah, semuanya berjalan dengan baik dan lancar, hal ini menunjukkan perencanaan yang matang dan pelaksanaan yang disiplin," ucap Ketua PD IPARI Purbalingga, Khikam Aziz. 

BACA : https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/kakankemenag-purbalingga-apresiasi.html

Tak kalah penting adalah kontribusi dari MC, petugas doa, moderator diskusi, serta tim dokumentasi foto dan video serta tim Hadroh. Mereka bekerja dalam satu irama, memastikan acara tidak hanya berjalan lancar tapi juga terekam dengan baik untuk menjadi dokumentasi berharga.

Bahkan, tim video layar lebar turut menyajikan visual acara dengan kualitas tinggi, menambah kesan profesional dan membanggakan.

Proses peliputan, pengumpulan dan penulisan berita serta publikasi juga berjalan efektif. Tim Media dan publikasi bergerak cepat dan cermat dalam menyusun narasi yang tidak hanya informatif tetapi juga menggugah semangat. 

Tim konsumsi, akomodasi, panggung, dan among tamu (Foto: Imam Edi Siswanto)

Ini membuat kegiatan Rakor IPARI dan Ngopi Kebangsaan yang di pimpin langsung oleh Ketua PD IPARI Purbalingga Khikam Aziz dan Ketua Pelaksana Lapangan Tofikkur Rohman tidak hanya berhenti di ruang acara, tetapi mampu menjangkau khalayak luas melalui media sosial dan kanal informasi lainnya.

Keberhasilan ini menjadi contoh konkret bahwa kolaborasi, koordinasi, dan semangat gotong royong semua eleman adalah kunci utama dalam menyukseskan agenda besar. 

Acara ini bukan hanya menghadirkan pemikiran segar dari Gus Islah tentang harmoni dan deradikalisasi, tetapi juga membuktikan bahwa kerja sama yang baik adalah pondasi dari keberhasilan dan inspirasi bagi semua pihak. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/hadroh-al-fiyar-tebar-pesan-kebaikan.html

Namun demikian, Panitia tidak perlu menyombongkan diri dan sebagai manusia biasa bukan berarti panitia tidak memiliki kekurangan dan kelemahan dalam pelaksanaannya, masih banyak yang perlu untuk dievaluasi dan ditingkatkan agar kedepan semua rencana dan pelaksanaan kegiatan lebih baik dan profesional.

Selamat dan Sukses untuk rekan-rekan Panitia dan IPARI Purbalingga, tetap semangat dan tebar manfaat untuk umat. Semoga lelah kita dicatat sebagai amal ibadah.(*)


Pewarta & editor: Imam Edi Siswanto

Hadroh Al Fiyar Tebar Pesan Kebaikan Lewat Seni di Rakor IPARI Barlingmascap

Grup hadroh Al Fiyar Purbalingga saat tampil pada Rapat Koordinasi (Rakor) IPARI se-Eks Karesidenan Banyumas atau Barlingmascap dalam diskusi “Ngopi Kebangsaan Bersama Gus Islah” dengan tema Deradikalisasi Membangun Harmoni, di Aula Indragiri, Owabong, Purbalingga, pada Jumat (11/7/2025).(Foto: Imam Edi Siswanto)

Purbalingga-Grup hadroh Al Fiyar Purbalingga tampil dan tebar pesan kebaikan lewat seni pada acara Rapat Koordinasi (Rakor) IPARI se-Eks Karesidenan Banyumas atau Barlingmascap (Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, dan Cilacap).

Penampilan hadroh yang membuka kegiatan ini menjadi oase spiritual sebelum diskusi dalam “Ngopi Kebangsaan Bersama Gus Islah” dengan tema Deradikalisasi Membangun Harmoni, yang berlangsung di Aula Indragiri, Owabong, Purbalingga, pada Jumat (11/7/2025). 

BACA:
https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/gus-islah-terorisme-adalah-kebodohan.html
https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/kakankemenag-purbalingga-apresiasi.html
https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/ketua-pd-ipari-purbalingga-serukan.html

Alunan shalawat dan irama khas Islam tradisional membangun suasana sejuk dan menenangkan, menciptakan ruang batin yang selaras dengan tema besar deradikalisasi dan harmoni sosial yang diangkat dalam forum.

Grup hadroh Al Fiyar Purbalingga saat tampil pada Rapat Koordinasi (Rakor) IPARI se-Eks Karesidenan Banyumas atau Barlingmascap dalam diskusi “Ngopi Kebangsaan Bersama Gus Islah” dengan tema Deradikalisasi Membangun Harmoni, di Aula Indragiri, Owabong, Purbalingga, pada Jumat (11/7/2025).(Foto: Imam Edi Siswanto)

Zaenal Mutaqin, salah satu personil Al Fiyar, mengatakan bahwa seluruh anggota grup merupakan Penyuluh Agama Islam (PAI) dari Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga.

Mereka terdiri dari Dariman, Ngato Urohman, Saryono, Barhim Abidin, dan Zaenal Mutaqin. Para personil inilah yang memainkan alat musik hadroh dengan penuh kekompakan dan kekhusyukan.

Lagu-lagu shalawat yang dilantunkan pun sarat makna dan penuh semangat kecintaan pada Nabi Muhammad SAW. Beberapa lagu yang dibawakan di antaranya adalah “Assalamu’alaikum”, “Ya Rasulallah Ya Nabi”, “Al Qolbu Mutayam”, “Solli Wasalimda”, “Addinu Lana”, “Maulaya Sholli ‘Ala”, dan “Sidnan Nabi”. Setiap lantunan membangkitkan keteduhan dan semangat kebersamaan.

Sementara itu, vokal dan pengiring musik diisi oleh Nia Melawati, Esti Yuliamah, Nur Asih Utami, dan Nida Lailiana Nur Hanifah.

“Sinergi antara vokal dan musik menghasilkan penampilan yang menyentuh hati para peserta Rakor,” kata Zaenal pada Kontributor D’japri melalui pesan singaktnya di Whatsapp, Sabtu (12/7/2025).

Menurutnya. melalui aksi seni ini, Hadroh Al Fiyar membuktikan bahwa dakwah tidak selalu harus dilakukan lewat ceramah, tetapi bisa juga melalui seni budaya yang membumi dan menyentuh. 

“Shalawat yang mereka lantunkan menjadi jembatan spiritual untuk membangun kedamaian dan memperkuat semangat persatuan dalam keberagaman,” ucapnya.

Sebagai informasi, Panitia Pelaksanaan acara Rakor IPARI se-Eks Karesidenan Banyumas ini, di Ketuai oleh Thofikkur Rohman. Adapun personil panitia lainya yaitu Rikin, Nur Asih Utami, Dariman, Imam Edi Siswanto, Azizah Dwi Purba, Eva Lutfiati Khasanah, Dimas Kurniawan, Edi Trisnanto, Fitriana Pusporini, Ahmad Mufaqih, Much Yulianto Sidik, Arif Hidayat, Artanti Laili Zulaiha, Sayono.

Kemudian Siti Ubaidah, Wiwit Aryati, Muchotib, Rokhedi, Mustolah, Saryono, Aziz Fahrurridlo, Khikam Aziz, Akhmad Muntaqo, Edi Rujito dan Sri Mulyati.(*)

Pewarta & editor: Imam Edi Siswanto

Strategi Dakwah Efektif: Kakanwil Kemenag Jateng Ajak Penyuluh dan Dai Kelola Majelis Taklim untuk Literasi Zakat

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab saat menyampaikan pengarahan pada acara  Literasi Zakat bagi Dai...