Senin, 20 Oktober 2025

HSN 2025: Menjadi Santri Sejati, Lima Syarat Thalibul Ilmi Menurut Ibnu Malik

Pegawai KUA Karangreja saat foto bersama sambut Hari Santri Nasional di halaman KUA Karangreja, Senin (20/10/2025). (Foto: Ngamali).

Dalam rangka menyambut Hari Santri Nasional (HSN), Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Karangrea, Ngamali, menyampaikn dalam Nadzom Alfiyah Ibnu malik.

 بالجر وتنوين والندا وال ومسند للاسم تمييز حصل

 “Bil jarri watanwini wa nida wa al - wa musnadin lil ismi tamyizun hashal

Bait dari karya Ibn Malik di atas menjelaskan tanda-tanda sebuah kata (isim) yang membedakannya dari kata kerja (fi'il) dan huruf.

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search/label/KARANGREJA 

Hadis Thalabul ilmi faridhatun ‘ala kulli muslimin wa muslimatin”, ini rasanya tidak asing lagi di telinga orang pesantren sebagai penuntut ilmu (thalibul ‘ilmi).

Sejak dulu Madrasah Ibtidaiyah atau Sekolah dasar para  ustaz/ustazah sudah mengenalkan hadis berikut. Untuk saat sekarang, mungkin sejak masa kanak-kanak sudah dikenalkan. 

Namun, bagaimana cara kita untuk bisa mencapai derajat yang tinggi dalam mencari ilmu? Dalam hal ini, Ibnu Malik Al-Andalusi dalam kitab Alfiyah-nya mesdiskripsikan cara itu.

Ada lima syarat yang bisa mengantarkan seseorang (thalibul ‘ilmi) pada derajat yang tinggi. Lima point tersebut yang nantinya akan membedakan antara thalibul ‘ilmi yang taat dan tidak. 

Seorang thalibul ‘ilmi harus memiliki dan bersifat.

1. jar. Dalam artian tunduk dan tawadduk terhadap semua perintah (baik dari Allah SWT, maupun pemerintah ataupun kyai/ustaz ). 

2. tanwin. Artinya kemampuan (baca: niat) yang tinggi mencari ridha Allah SWT. Dengan adanya kemauan yang tinggi seorang thalibul ‘ilmi akan mencapai apa yang ia inginkan. Sesuai dengan apa yang di sabdakan nabi Muhammad saw. yang datangnya dari Amirul Mukminin, Abu Hafsh, Umar bin Khattab r.a. bahwa nabi Muhammad saw. pernah bersabda yang bunyinya, “innamal a’malu binniyati,

3. nida’. Artinya dzikir. Setelah adanya niat yang baik untuk mencapai tempat yang layak di sisi Allah swt., seorang thalibul ‘ilmi diharapkan berdzikir mengingat-Nya. Dengan ini, niat awal tidak akan menjadi ‘ashi (bis safar/fis safar). 

4. al, yang berarti berfikir. Karena berfikir manusia mempunyai derajat yang lebih tinggi dari makhluk Allah lainnya. Maka dari itu, setidaknya seseorang yang ingin menggapai sesuatu seyogyanya menggunakan akal pikirannya sebaik mungkin. 

 5. musnad ilaih. Beramal nyata (ikhlas). Cara yang kelima ini merupakan puncak dari semuanya. 

Dengan ikhlas insyaallah semuanya akan mudah. Sekedar gambaran, dalam beramal harus didasari ikhlas. 

Menurut hemat kami, cara yang kelima ini merupakan puncak dari semuanya. Dengan ikhlas semuanya akan dimudahkan, bahkan hal yang selama ini sulit untuk didapatkan itu bisa terealisasikan. Dan rahasianya adalah dengan melapangkan hati untuk senantiasa ikhlas dalam segala amal.


Semoga kita semua bisa menjalankan apa yang telah dijelaskan oleh imam Malik, dan dimudahkan dalam mencari ilmu yang pada akhirnya kita mendapat derajat yang luhur. Amiin. 

Kontributor: Ngamali (PAI KUA Karangreja)
Editor: Imam Edi Siswanto


2 komentar:

HSN 2025: Menjadi Santri Sejati, Lima Syarat Thalibul Ilmi Menurut Ibnu Malik

Pegawai KUA Karangreja saat foto bersama sambut Hari Santri Nasional di halaman KUA Karangreja, Senin (20/10/2025). (Foto: Ngamali). ...