Rabu, 30 April 2025

Gerakan Keluarga Maslahat, Manfaat dan Tujuanya oleh Imam Edi Siswanto

Design grafis by IES

Kasi Bimas Islam Kemenag Purbalingga Nurdin Setiyadi dalam keteranganya saat kegiatan Rakor Gerakan Keluarga Maslahat (GKM), Kamis (17/4/2025), mengatakan GKM sudah di laksanakan sejak tahun 2024.

Di tahun 2024 ada 229 Desa bekerjasama dengan GKMNU Purbalingga dan di tahun 2025 ditargetkan 43 Desa atau 43 kegiatan.

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search/label/IMAM%20EDI%20SISWANTO

Mengutip dari https://rri.co.id Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) bersama Kementerian Agama melaunching Gerakan Keluarga Maslahat Nahdlatul Ulama (GKMNU). Kegiatan ini sebagai upaya membangun Indonesia maju melalui perspektif keluarga.

Direktur Bina Kantor Urusan Agama (KUA) dan Keluarga Sakinah Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas) Kemenag, Cecep Khairul Anwar, mengatakan salah satu isu nasional terkait ketahanan keluarga adalah tingginya angka perceraian, stunting, dan pernikahan dini.

Gerakan Keluarga Maslahat (GKM) Kementerian Agama adalah sebuah program atau gerakan yang dicanangkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) untuk memperkuat ketahanan keluarga berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 876 Tahun 2023 tentang Gerakan Keluarga Sakinah.

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/04/mantap-kua-karanganyar-sukses-gelar.html

Gerakan ini bertujuan untuk mengatasi berbagai isu yang dapat mengganggu kesejahteraan dan keharmonisan keluarga, seperti perceraian, perkawinan anak dan stunting.

Jika menelusuri jejak digital https://kemenagtuban.com, Gerakan Keluarga Maslahat (GKM) dari Kemenag RI secara resmi diluncurkan pada tanggal 12 Desember 2022 di Asrama Haji Surabaya.

Keluarga Maslahat.
Keluarga Maslahah adalah konsep untuk menyebut keluarga yang bahagia, sejahtera, dan taat kepada ajaran agama di lingkungan NU. Secara khusus, konsep keluarga maslahah ini dikembangkan oleh LKK-NU. Maslahah berasal dari akar kata sha-lu-ha yang secara harfiah berarti baik, manfaat, dan penting.

Maslahah adalah kepentingan pribadi (perorangan), keluarga, dan masyarakat, karena maslahah adalah terpeliharanya kebutuhan primer manusia, baik agama, jiwa, harta benda, keturunan, serta akal atau kehormatan. Oleh karena itu, maslahah merupakan cita-cita setiap orang atau kelompok, khususnya kaum muslimin.

Teori al-Maslahah telah dikemukakan oleh para pemikir hukum Islam, seperti asy-Syatibi dan al-Ghazali. Menurut al-Ghazali, maslahah adalah ungkapan yang pada intinya guna meraih kemanfaatan atau menolak kesulitan.

Yang dimaksud adalah memelihara agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta. Sedangkan al-Khawarizmi mendefinisikan maslahah dengan ”memelihara tujuan hukum Islam dengan menolak bencana atau kerusakan yang merugikan makhluk.” Dari pengertian di atas dapat ditarik pemahaman bahwa maslahah adalah sarana untuk menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan manusia yang bersendi pada prinsip menarik manfaat dan menolak mafsadat (kerusakan). https://www.nu.or.id/nasional/keluarga-maslahah-ZNpa6.

GKM Kemenag berfokus pada upaya preventif dan intervensi, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk lembaga keagamaan, pemerintah daerah, dan organisasi masyarakat sipil.

Gerakan ini juga melibatkan peran aktif dari Penyuluh Agama Islam (PAI) dalam memberikan bimbingan dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya keluarga yang sehat, harmonis dan maslahat.

Tujuan GKM Kemenag.
· Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya keluarga yang kuat dan maslahat.
· Mengurangi angka perceraian dan perkawinan anak.
· Meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan anak-anak, terutama dalam upaya pencegahan stunting.
· Mendorong terciptanya keluarga yang harmonis, sejahtera, dan berdaya.

Implementasi GKM Kemenag.
Gerakan ini melibatkan berbagai kegiatan, seperti:
· Sosialisasi dan edukasi tentang pentingnya keluarga yang maslahat.
· Pelatihan dan bimbingan bagi pasangan calon pengantin dan keluarga.
· Penanganan kasus perceraian dan masalah keluarga lainnya.
· Penyuluhan tentang kesehatan dan gizi anak.
· Pembentukan kelompok atau komunitas keluarga maslahat.

Peran Kemenag.
Kemenag berperan sebagai penggerak dan koordinator utama dalam pelaksanaan GKM. Kemenag juga memberikan dukungan teknis, sumber daya, dan bimbingan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan GKM.

Contoh Implementasi di Purbalingga.
Di Purbalingga, Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) juga turut aktif dalam pelaksanaan GKM. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Penyuluh Agama Islam (PAI), untuk memberikan bimbingan dan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya keluarga yang maslahat.

Informasi kegitan GKM secara nasional bisa dilihat di https://kemenag.go.id/tag/gkm
Demikian semoga tulisan singkat ini bermanfaat.(*).

Sumber:
https://purbalingga.kemenag.go.id/suksesnya-gkm-tidak-lepas-dari-kerjasama-tim-termasuk-penyuluh-agama-islam.
https://rri.co.id
https://www.nu.or.id/nasional/keluarga-maslahah-ZNpa6)
https://kemenagtuban.com
https://kemenag.go.id/

Editor: Imam Edi Siswanto
Penulis: Imam Edi Siswanto (PAI Kemenag Purbalingga KUA Kalimanah, Ketua Tim Efektif Media Sosial PAI Kemenag Purbalingga)






Selasa, 29 April 2025

Merajut Tali Silaturahmi dan Keajaibanya dalam Bingkai Ajaran Islam oleh Much Yulianto Sidik

Design Grafis : IES

Merajut Tali Silaturahmi dan Keajaibanya dalam Bingkai Ajaran Islam
oleh: Much Yulianto Sidik

Di tengah hiruk pikuk dunia, sering kali kita lupa akan esensi mendasar dari keberadaan kita sebagai makhluk sosial.

Much Yulianto Sidik, Penyuluh Agama Islam (PAI) Kementerian Agama Purbalingga yang bertugas di KUA Mrebet 2, melalui tulisan singkatnya yang sarat makna berjudul "Merajut Tali Silaturahmi," mengingatkan kita akan hal ini.

Ia mencoba membuka mata kita pada kenyataan, bahwa sejak lahir hingga akhir hayat, manusia tak pernah lepas dari uluran tangan atau bantuan sesama. Bahkan, sepiring nasi yang kita santap pun adalah hasil dari rangkaian dan jalinan kerja sama dan bantuan dari banyak pihak.

Berikut artikel yang dimuat dalam Blog pribadinya https://yulisindut.blogspot.com/2020/06/merajut-tali-silaturahmi.html.

Sudah diketahui bersama bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, makhluk yang hidupnya membutuhkan bantuan dari orang lain, makan, minum, kerja, bahkan sampai tidur pun membutuhkan orang lain.

Sebagai contoh nasi, dari mulai gabah sampai menjadi nasi yang dimakan membutuhkan proses yang panjang, dan semua proses membutuhkan bantuan orang lain.

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.

Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An Nisaa :1).

Lantas, apa sebenarnya keajaiban dari silaturahmi ini? Yulianto Sidik dengan sederhana menjelaskan bahwa silaturahmi adalah jembatan yang menghubungkan hati dan mampu mengakrabkan yang jauh dan mempererat yang dekat.

Baik, kita lanjutkan tulisan dari Yuli.

Salah satu bentuk hubungan timbal balik adalah dengan menjalin silaturahmi, dengan adanya silaturahmi orang-orang yang awalnya tidak saling kenal bisa saling kenal, dan bagi yang sudah kenal maka akan semakin akrab.

Silaturahmi tidak harus dengan selalu bertatap muka secara langsung, seiring dengan berkembangnya teknologi, silaturahmi dapat dilakukan dengan menulis surat/chat di handphone, berbicara melalui telepon, bahkan bisa dengan video call.

Rasulullah saw bersabda : "Sebarluaskan salam, bersedekahlah dengan makanan, bersilaturahmilah, dan shalatlah di malam hari saat orang lain lelap tidur, kamu akan masuk surga dengan selamat." (HR. Ahmad dan Ad Darimi)

Dalam hadits diatas silaturahmi dapat menjadi salah satu penyebab masuk dalam surga.
Manfaat silaturahmi yang lain adalah dapat memperpanjang umur dan meluaskan rezeki, hal tersebut tersirat dalam hadits "Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya (kebaikannya) maka bersilaturahmilah." (HR. Al Bukhari)

Dan tentunya masih banyak lagi keutamaan-keutamaan dari silaturahmi, dan semoga kita menjadi orang yang ahli silaturahmi, dan marilah belajar untuk saling mencintai serta melengkapi kekurangan saudara kita demi kelangsungan kehidupan, jangan sampai tercerai berai karena akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

Wallahu a'lam.

Sebagai penutup, Yuli menyerahkan segala pengetahuan yang benar kepada Allah SWT dengan kalimat Wallahu a'lam. Namun, pesan yang Ia sampaikan melalui tulisannya sangat jelas, mari jadikan silaturahmi sebagai bagian tak terpisahkan dari hidup kita, demi keharmonisan dunia dan keberkahan di akhirat kelak.

Semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi para pembaca.(*)
Pewarta: Imam Edi Siswanto

PAI Kemenag Purbalingga Aktif Layani Masyarakat di MPP Purbalingga

PAI Kankemenag Purbalingga KUA Pengadegan Munas Afifi aktif melayani masyarakat, Senin (28/4/2025). (Foto: Munas Afifi)

Purbalingga – Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Purbalingga Imam Edi Siswanto dari KUA Kalimanah dan Rahyanto Dwi Nugroho dari KUA Bukateja aktif melayani masyarakat, Selasa (29/4/2025).

Melalui jadwal piket yang terstruktur dari Kemenag Purbalingga di Mal Pelayanan Publik (MPP) Purbalingga, para petugas secara aktif hadir memberikan berbagai layanan keagamaan kepada masyarakat.

Kehadiran Kemenag di MPP ini, menjadi wujud nyata komitmen Pemerintah Daerah dalam menghadirkan pelayanan publik yang terintegrasi, efisien dan mudah diakses oleh seluruh lapisan masyarakat.

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/04/tiga-pesan-jaga-aqidah-silaturahim-dan.html

Setiap hari kerja, masyarakat dapat dengan mudah menjumpai petugas Kemenag di gerai MPP nomor 23 loket W. Mereka siap memberikan informasi dan konsultasi pengurusan dokumen terkait layanan keagamaan.

Beberapa layanan yang rutin diberikan antara lain informasi mengenai pendaftaran haji dan umrah, konsultasi pernikahan, informasi pendidikan keagamaan, hingga layanan terkait zakat, infaq dan wakaf.

“Kami melayani konsultasi haji, tamu dari Kecamatan Mrebet Ibu Anne” kata Munas Afifi PAI KUA Pengadegan yang bertugas pada Senin, (28/4/2025) kemarin.

Anne, mengaku mendapat pelayanan cukup baik dan memuaskan. ”Pelayanan sangat baik, membantu dan informasinya terbuka,” akunya dalam catatan buku kunjungan MPP Purbalingga loket 23 Kankemenag Purbalingga.

PAI Kankemenag Kabupaten Purbalingga KUA Kalimanah Imam Edi Siswanto dan KUA Bukateja Rahyanto Dwi Nugroho saat bertugas di MPP Purbalingga, Selasa (29/4/2025).

Kehadiran petugas yang ramah dan responsif ini disambut baik oleh masyarakat yang merasa terbantu dengan kemudahan akses layanan di satu lokasi. Info lanjut kunjungi Pelayanan Terpadu Satu Pintu Online (PTSP Online) https://ptsp.kemenagpurbalingga.id/.

Keterlibatan aktif petugas Kemenag di MPP merupakan upaya untuk mendekatkan diri dengan masyarakat dan meningkatkan kualitas pelayanan.

Hal ini juga menjadi sarana bagi para petugas untuk berinteraksi langsung dengan masyarakat, memahami kebutuhan mereka, dan memberikan pelayanan yang lebih personal.

Sinergi antara Kemenag dan Pemerintah Daerah Kabupaten Purbalingga melalui MPP ini diharapkan dapat menjadi kontribusi positif bagi Pemerintah Daerah dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik di bidang keagamaan.

Keberadaan gerai pelayanan Kemenag di MPP Purbalingga bukan hanya sekadar memberikan kemudahan administratif, tetapi juga menjadi ruang interaksi yang positif antara masyarakat dan pemerintah.

Petugas Kemenag yang bertugas tidak hanya memberikan layanan formal, tetapi juga membuka diri untuk berdiskusi dan memberikan pemahaman terkait isu-isu keagamaan.

Kolaborasi ini, semakin memperkuat citra Kemenag sebagai lembaga yang dekat dengan masyarakat dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.

Sebagai informasi, sekilas tentang MPP kabupaten Purbalingga bahwa MPP dirancang oleh KemenPANRB (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) sebagai bagian dari perbaikan menyeluruh dan transformasi tata kelola pelayanan publik.

Menggabungkan berbagai jenis pelayanan pada satu tempat, penyederhaan dan prosedur serta integrasi pelayanan pada Mal Pelayanan Publik akan memudahkan akses masyarakat dalam mendapat berbagai jenis pelayanan, serta meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada penyelenggara pelayanan publik. Informasi lanjut klik https://mpp.purbalinggakab.go.id/web.(*)

Kontributor: Imam Edi Siswanto

Mantap, KUA Karanganyar Sukses Gelar Bimbingan Berkah Keuangan Keluarga dan Membangun Relasi Harmonis

Suasana acara Optimalisasi Layanan Keluarga Sakinah Pada Piloting KUA Karanganyar oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Selasa (29/4/2025) (Foto: Sayono)

Purbalingga-Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Purbalingga menyelenggarakan Bimbingan Berkah (Keuangan Keluarga dan Membangun Relasi Harmonis) di Kantor Urusan Agama (KUA) Karanganyar, selasa (29/4/2025).

Acara yang dibuka secara resmi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Purbalingga KH. Zahid Khasani, S.PdI, merupakan tindak lanjut dari SK Dirjen Bimas Islam No. 783 Tahun 2019 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pusat Layanan Keluarga Sakinah.
Dalam sambutannya Kepala Kankemenag Purbalingga menyampaikan pentingnya membangun keluarga sakinah mawadah wa rohmah.

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/04/kepala-kemenag-purbalingga-zahid.html

Menurutnya, salah satunya melalui pemahaman bagaimana mengatur ekonomi keluarga dan membangun relasi harmonis dalam keluarga.

"Ada empat kunci kebahagiaan seseorang, yaitu istri yang salehah, anak yang berbakti, teman-temannya adalah orang-orang yang baik, dan mata pencahariannya berada dalam negerinya sendiri (tidak jauh dari tempat tinggal)," ucap.Kepala kantor Kemenag Purbalingga mengutip sabda Nabi Muhammad SAW.
Kakankemenag Kabupaten Purbalingga Zahid Khasani (kiri depan nomor 2 berbaju putih), Kasi Bimas Islam Nurdin Setiyadi dan Kepala KUA Karanganyar Amin Nasirudin foto bersama usai acara Optimalisasi Layanan Keluarga Sakinah Pada Piloting KUA Karanganyar oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, Selasa (29/4/2025) (Foto: Sayono)

Materi bimbingan meliputi dua tema, yakni Keuangan Keluarga dan Membangun Relasi Harmonis. Hadir sebagai Nara sumber bimbingan Berkah Sarjito, S.HI dan Sri Mulyati S.Ag.

Dari peserta bimbingan berjumlah 35 pasang suami istri yang telah menempuh 5 sampai 10 tahun usia perkawinan ini, salah satunya Tusiman mengaku kegiatan tersebut bermanfaat, karena bisa belajar mengelola keuangan keluarga.

"Acara ini sangat bermanfaat bagi kami para peserta. Kami bisa belajar bagaimana mengelola keuangan keluarga dan meningkatkan hubungan antar anggota keluarga agar lebih harmonis," akunya.

Bimbingan Berkah berjalan meriah dan penuh kegembiraan, terbukti antusias dan keaktifan peserta hingga acara selesai dari pukul 08.00 sampai jam 17.00 WIB.(*).

Kontributor: Sayono
Editor: Imam Edi Siswanto

Senin, 28 April 2025

Tiga Pesan Jaga Aqidah, Silaturahim dan Majelis Taklim oleh Imam Edi Siswanto

Jemaah pengajian rutin malam Senin Majelis Taklim Al Huda Dusun I Penaruban, Ahad (27/4/2025) (Foto Imam Edi Siswanto)

Purbalingga-Penyuluh Agama Islam (PAI) Kementerian Agama Purbalingga Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Kalimanah Imam Edi Siswanto menyampaikan tiga pesan penting untuk jemaah Majelis Taklim (MT) Al Huda di Mushala Al Huda Dusun I, Desa Penaruban, Kaligondang, Purbalingga, Ahad (27/4/2025) kemarin.

Materinya yang sama juga disampaikan kepada jemaah Mushala At Taqwa di Dusun Merden RT 01 RW 03, Senin (28/4/2025). Berikutnya akan disampaikan kepada jemaah Mushala An Nuur RT 01 RW 01, Rabu (30/4/2025), jemaah Ibu-Ibu MT Khairun Nisa, Kamis ((1/5/2025) dan kepada jemaah Mushala Al Haq RT 01 RW 01 di Desa yang sama, Jumat (2/5/2025) mendatang.
 
BACA : 
 
Materi ketauhidan atau keimanan, majelis ilmu dan silaturahim dirasa penting di moment melanjutkan kembali pengajian yang rutin setiap pekan digelar karena kegiatan Ramadhan 1446 H lalu. 
 
Tiga pesan tersebut bertujuan untuk menjaga dan meningkatkan pemahaman aqidah, menjaga silaturahim sebagai upaya meningkatkan kualitas ibadah dan menjaga majelis ilmu atau majelis taklim agar tetap eksis dan dapat membawa maslahat bagi lingkunganya.
 
Berikut materi singkat yang disampaikan oleh Imam Edi Siswanto.

1. Puncak Tauhid adalah Diam.

Tauhid, mengesakan Allah dalam segala aspek, memiliki puncak yang mendalam dalam laku batin seorang muslim, yaitu diam. Diam yang dimaksud bukan berarti tidak berbicara sama sekali, melainkan menahan diri dari perkataan yang sia-sia, batil, atau bahkan dapat merusak keimanan.

Hati yang penuh dengan kesadaran akan keagungan Allah akan lebih banyak bersyukur, merenung dan berzikir dalam keheningan bukan mengkufurinya. 
 
Dan lidah yang terjaga dari perkataan yang tidak bermanfaat adalah cerminan hati yang terpaut kuat dengan Tuhannya.

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهٖ عِلْمٌ ۗاِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ اُولٰۤىِٕكَ كَانَ عَنْهُ مَسْـُٔوْلًا

Artinya "Janganlah engkau mengikuti sesuatu yang tidak kauketahui. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggungjawabannya." (QS. Al-Isra' 17: 36) - Ayat ini mengingatkan untuk berhati-hati dalam berucap dan mempertanggungjawabkannya.

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
 
Artinya "Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia mengucapkan perkataan yang baik atau diam.” (HR. Imam Bukhari dan Imam Muslim)- Hadis ini secara jelas mengaitkan keimanan dengan menjaga lisan.

2. Keutamaan Mendatangi Majelis Ilmu

Artinya "...Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat……" (QS. Al-Mujadilah 58: 11) - Ayat ini menunjukkan keutamaan orang yang berilmu di sisi Allah.

· Mendapatkan Rahmat dan Ampunan Allah: Malaikat akan menaungi dan memintakan ampun bagi para pencari ilmu. (HR. Muslim).

· Meningkatkan Ilmu dan Pemahaman Agama: “Barangsiapa yang menempuh jalan menuntu ilmu, maka Allah akan memudahkan jalanya menuju surga” (HR. Tirmidzi, Abu Daud).

· Dicatat sebagai orang yang sholat hingga ke rumah: “Seseorang yang telah selesai shalat (di masjid) kemudian menetap disana hingga shalat berikutnya, tanpa melakukan laghwun (kesia-siaan) diantara keduanya, akan dicatat amalan tersebut di ‘illiyyin.”( HR. Daud).

· Dicatat sebagai Amalan Jihad Fi Sabilillah:“Barangsiapa yang memasuki masjid kami ini (Masjid Nabawi) untuk mempelajari kebaikan atau mengajarinya, maka ia seperti mujahid fi sabilillah. Dan Barangsiapa yang memasukinya bukan dengan tujuan tersebut, maka ia seperti sedang melihat sesuatu yang bukan miliknya (HR. Ibnu Hibban).

3. Pahala Menyambung Silaturahim

Artinya "Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (nama)-Nya kamu saling meminta, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An-Nisa' 4: 1) - Ayat ini menekankan pentingnya menjaga silaturahim.

Artinya "Barang siapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahim." (HR. Bukhari dan Muslim) - Hadis ini menjelaskan ganjaran bagi orang yang menyambung silaturahim.

· Memperpanjang Usia dan Meluaskan Rezeki: Ini adalah janji Allah bagi orang-orang yang menjaga hubungan baik dengan keluarga.

· Mendatangkan Keberkahan dalam Hidup: Hubungan yang harmonis dengan keluarga membawa ketenangan dan keberkahan.

· Meneladani Rasulullah SAW: Beliau adalah contoh terbaik dalam menjaga hubungan dengan keluarga.

· Menghindarkan Diri dari Azab Allah: Memutuskan silaturahim adalah dosa besar yang mendatangkan murka Allah.(*)
 
Kontributor : Imam Edi Siswanto 

Jumat, 18 April 2025

Bumiku Sayang Bumiku Malang


BUMIKU SAYANG BUMIKU MALANG
(Puisi dalam rangka Hari Bumi 2025)
Oleh : Fitriana Pusporini
Penyuluh Agama Islam Kemenag Purbalingga Jawa Tengah


Bumiku sayang
Betapa indahnya lukisan Tuhan
Betapa mempesonanya karya Tuhan
Betapa canggihnya ciptaan Tuhan
Engkaulah anugerah terbaik untuk kami manusia
Manusia yang sadar sebagai manusia
Manusia yang sayang pada buminya
Sadar diciptakan dan dipercaya Tuhannya
Sadar diberi mandat amanat Tuhannya
Untuk sayang menjaga dan merawat bumi-Nya

Namun,
Bumiku malang
Entah apa yang ada dalam pikiran manusia
Tempat berpijak diri dirusak sendiri
Entah apa yang ada dalam benak manusia
Tempat bernaung diri dihancurkan sendiri
Entah apa yang ada dalam hati manusia
Tempat berlindung diri dirobohkan sendiri
Manusia yang lupa dirinya siapa
Manusia yang pongah dan serakah
Merusak,menghancurkan merobohkan karya indah pemberian Tuhan.

Sungguh Tuhan tidak pernah rela
Sungguh Malaikat melaknatnya
Sungguh makhluk seisi bumi pun akan menista
Siapapun perusak dan penghancur amanat jagat

Penanaman sejuta pohon Matoa oleh Menteri Agama
Ikhtiar bersama untuk merawat dan menyayangi bumi amanatNya

Betapa malang bumi ini
Mari bersungguh sayangi bumi kita semuanya.(*)

Publisher: Imam Edi Siswanto 

Kamis, 17 April 2025

Pesan Kepala Kemenag Purbalingga untuk Suksesnya GKM Kepada Penyuluh Agama Islam

 

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Purbalingga H. Zahid Khasani
diacara Rakor GKM Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Purbalingga di RM Bumbu Desa Purbalingga, Kamis (17/4/2025). (Foto: Imam Edi SIswanto)

Purbalingga – Pada kesempatan Rapat Koordinasi Gerakan Keluarga Maslahat (GKM) Seksi Bimbingan Masyarakat Islam yang di ikuti oleh Penyuluh Agama Islam Kemenag Purbalingga di RM Bumbu Desa Purbalingga, Kamis (17/4/2025).

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Purbalingga H. Zahid Khasani mengatakan bahwa suksesnya GKM tidak lepas dari kerjasama tim, termasuk di dalamnya peran Penyuluh Agama Islam (PAI). 

"Penyuluh Agama itu setidaknya memiliki lima ciri kerja efektif," katanya.

Pertama, sambungnya, PAI kerjanya harus efektif, artinya bisa dirasakan keberadaannya oleh masyarakat. Dapat berkomunikasi dengan baik disemua elemen masyarakat termasuk dikalangan birokrat.

Ia mencontohkan dan mengajak agar Penyuluh Agama Islam untuk segera beraudiensi dengan Mas Bupati Purbalingga, agar pelaksanaan program kegiatan bisa berjalan lebih baik dan semakin dikenal oleh birokrasi dan masyarakat. 

BACA : https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/04/kepala-kemenag-purbalingga-zahid.html

Kedua, PAI memiliki jiwa kepemimpinan atau leadership yang baik, yaitu kemampuan memimpin dan memanajemen pelaksanaan kegiatan dimasyarakat.

Ketiga, PAI selalu fokus dengan tujuan dan hasil. Artinya Penyuluh Agama memiliki target dari kegiatan kepenyuluhan yang telah direncanakan.

Selanjutnya yang keempat, PAI memiliki kompetensi atau kemamampuan melahirkan suasana atau kondisi yang baik di masyarakat.

Dan yang kelima, PAI dapat bertindak secara kolaboratif atau PAI melakukan kegiatan dengan menjalin kolaborasi dari berbagai pihak. 

Kasi Bimas Islam Kemenag Purbalingga Nurdin Setiyadi diacara Rakor GKM Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Purbalingga di RM Bumbu Desa Purbalingga, Kamis (17/4/2025). (Foto: Imam Edi SIswanto)

Sementara itu, sebelumnya Kasi Bimas Islam Kemenag Purbalingga Nurdin Setiyadi saat melaporkan kegiatan Rakor mengatakan, Rakor Gerakan Keluarga Maslahat, sudah di laksanakan sejak tahun 2024.

"Di tahun 2024 ada 229 Desa bekerjasama dengan GKMNU Purbalingga. Sementar ditahun 2025 ditargetkan 43 Desa atau 43 kegiatan," katanya singkat.

Menurutnya, GKM memiliki misi mewujudkan kemaslahatan keluarga Indonesia yang bahagia dan sejahtera lahir dan bathin atau terwujudnya keluarga sakinah. Atau fokus pada pembinaan keluarga sakinah termasuk untuk upaya pencegahan perceraian. 

Plt Kasubag TU Kemenag Purbalingga Sudiono (kiri) diacaraRakor GKM Seksi Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag Purbalingga di RM Bumbu Desa Purbalingga, Kamis (17/4/2025). (Foto: Imam Edi SIswanto)

Selanjutnya Plt Kasubag TU Sudiono, mengatakan Penyuluh Agama harus memiliki profesionalisme agar pelaksanaan kerja atau kegiatan tidak berjalan menurut kemauan sendiri.

"Inilah pentingnya Rakor, salah satunya memberi informasi dan motivasi agar Penyuluh Agama bergerak sesuai ketentuan," ucapnya.

Ia menekankan juga kepada semua Penyuluh Agama untuk mendukung penuh dan totalitas dalam mensukseskan Program Pembangunan Zona Integritas (ZI) menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM).(*)

Pewarta: Imam Edi Siswanto

Rabu, 16 April 2025

Kepala Kemenag Purbalingga Zahid Khasani: Haji Sekarang Harus Dipersepsikan Ringan, Mudah dan Dimudahkan

 

Kepala Kemenag Purbalingga H. Zahid Khasani saat menyampaikan materi BIMSIK Haji di ruang pertemuan MAN Purbalingga, Senin (14/4/2025) (FOTO: Imam Edi Siswanto)

Purbalingga – Haji sekarang harus dipersepsikan ringan, mudah dan dimudahkan. Salah satu indikasinya adalah jemaah ingin kembali menunaikan ibadah umroh ataupun haji.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga Zahid Khasani saat menyampaikan materi di acara Bimbingan Manasik (BIMSIK) Haji kepada 62 Calon Jemaah Haji (CJH) dari Kecamatan Kalimanah dan Bukateja, Senin (14/4/2025) di ruang pertemuan MAN Purbalingga.

“Haji itu mulai sekarang dibangun, dipersepsikan ringan, mudah dan diyakini bahwa haji itu ringan dan dimudahkan oleh Allah SWT, insyaallah pasti mudah,” ungkapnya.


Mengutip dari https://purbalingga.kemenag.go.id/, Ia sebelumnya menanyakan kepada sejumlah peserta Bimsik Haji, apakah berhaji itu mudah, ringan atau berat. Beberapa peserta pun menjawabnya beragam, ada yang mengatakan cukup berat dan berat dan sangat berat.

Dari hal itulah, Kepala Kankemenag Purbalingga memberikan motivasi kepada semua calon jemaah haji untuk mengubah persepsi atau cara pandangnya tentang haji, bahwa haji itu ringan mudah dan dimudahkan oleh Allah SWT.

 

Kepala Kemenag Purbalingga H. Zahid Khasani saat berdialog santai diacara BIMSIK Haji di ruang pertemuan MAN Purbalingga, Senin (14/4/2025) (FOTO: Imam Edi Siswanto)

Penyampaian materi di hari kelima yang dimoderatori oleh Rahyanto Dwi Nugroho PAI dari KUA Bukateja ini tampak komunikatifi, Kepala Kankemenag menyampaikan materi Hak dan Kewajiban Jemaah Haji dengan dialog yang cukup santai.

Selanjutnya di sesi ke 2 materi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit disampaikan oleh Devvy Herawati Silayuningsih dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga dimoderatori oleh Imam Edi Siswanto PAI KUA Kalimanah.

“Yang perlu dipahami jemaah mampu melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit dan mengetahui faktor risiko kesehatan. Hal tersebut meliputi Edukasi penyakit menular, Pengelolaan stress, Dehidrasi dan resikonya serta Edukasi Kesehatan ramah lansia”, jelas Dewy.

Sebagai informasi, Bimsik Haji untuk Titik Lokasi (tilok) 5 MAN Purbalingga dilaksanakan selama 6 hari sejak 8 – 15 April 2025 dengan diikuti oleh 62 orang calon jemaah haji reguler.

Dengan perincian peserta 46 peserta dari KUA Kalimanah dan 16 dari KUA Bukateja. Untuk tanggal 8 April semua peserta mengikuti acara pembukaan di Wisma Catering dan di hari Selasa, 25 April 2025 semua peserta mengikuti praktik manasik haji dan umrah di Sanggaluri Park Purbalingga.(*)

Jurnalis : Imam Edi Siswanto

Kamis, 10 April 2025

Gapai Cinta dengan Menghidupkan "Ruh" Ramadhan Oleh Yuyu Yuniawati




Berakhirnya Ramadhan menyisakan rasa sedih dan bahagia di relung hati setiap orang beriman. Melimpahnya kebaikan yang Allah SWT sediakan di bulan Ramadhan, membuat kita berandai-andai dan berharap sekiranya satu tahun itu semuanya Ramadhan.
 
BACA:  https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/03/lailatul-qadr-bonus-ramadhan-orang.html

Namun tentu saja tidaklah mungkin semua bulan dalam setahun adalah Ramadhan, karena Ramadhan yang mulia pasti akan berakhir. Maka yang harus kita sikapi adalah bagaimana agar kita dapat menggapai kesuksesan Ramadhan yang hanya hadir sekali dalam setahun.

Barometer kesuksesan sebuah amal tidak hanya dicapai saat proses pelaksanaan dari amalan tersebut, namun juga pasca amalan itu ditunaikan. Seperti dalam ibadah sholat, barometer sukses sholat seseorang tidak hanya ditentukan saat proses pelaksanaan sholat, tapi justru pasca sholat itu ditunaikan, yakni ketika mampu merefleksikan nilai-nilai sholat dalam kehidupan, kapanpun, dimanapun dan dalam kondisi apapun (Q.S. An-Nisa/4 : 103). Dengan begitu akan terhindar dari perbuatan keji dan munkar (Q.S. Al-Ankabut/29 : 45).

Begitupun dengan barometer sukses Ramadhan, tidak hanya saat pelaksanaan berbagai amaliyah Ramadhan yang dijalani dengan penuh keimanan dan keikhlasan, namun justru pasca Ramadhan berakhir, yakni ketika mampu menghidupkan ’Ruh Ramadhan’ agar senantiasa hadir dalam kehidupan sehari-hari di bulan Syawal dan bulan-bulan lainnya. Dan bulan Syawal sejatinya menjadi bulan pembuktian ketaqwaan kepada Allah SWT dengan meningkatkan atau minimal mempertahankan berbagai bentuk amalan yang telah terbiasa ditunaikan selama bulan Ramadhan.

Namun ketika yang terjadi justru degradasi (penurunan) baik kuantitas maupun kualitas ibadah, dimana dapat dilihat dari fenomena kembali sepinya masjid-masjid dari rutinitas sholat berjama’ah dan berbagai rutinitas lain yang saat Ramadhan begitu semarak, sehingga terasa suasana religius selama Ramadhan berangsur sirna. Maka, kondisi seperti ini bisa jadi menjadi pertanda ketidaksuksesan Ramadhan.

Sungguh tidak ada istilah istirahat dalam beribadah, kecuali jika ajal telah tiba. Oleh karena itu, janganlah kita mengenal dan merasa dekat dengan Allah SWT hanya di bulan Ramadhan dengan semangat berpuasa, semangat qiyamul-lail, semangat tadarus al-Qur’an, semangat sholat berjama’ah masjid, semangat menghadiri kajian (taklim), semangat berbagi dengan sesama. Namun sepeninggal Ramadhan, semuanya terhenti dan terasa berat untuk dilakukan.

Islam tidak menghendaki umatnya hanya mentaati Allah SWT di saat tertentu, dan setelah itu dilepas. Seorang ulama salaf pernah berpesan ”Jadikanlah Allah sebagai tujuan dalam beramal, bukan Ramadhan”. Artinya janganlah sampai ketaatan kepada Allah SWT hanya di bulan Ramadhan, sementara di bulan-bulan lainnya diabaikan. Dalam hal ini Allah SWT telah memberikan rambu kepada kita melalui firman-Nya,

وَلَا تَكُونُوا كَالَّتِي نَقَضَتْ غَزْلَهَا مِنْ بَعْدِ قُوَّةٍ أَنْكَاثًا

Artinya ”Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi tercerai berai kembali...” (Q.S. An-Nahl / 16 : 92)

Ayat ini memberikan gambaran tentang suatu perbuatan yang sia-sia dan merugi. Bagaimana tidak, jika seseorang yang telah bersusah payah memintal helai demi helai benang menjadi sebuah kain yang bagus, dan setelah itu diurai kembali. 
 
Inilah yang dilakukan seorang perempuan dari penduduk Mekah yang bernama Saidah Al-Asadiyah yang aktifitasnya mengumpulkan serat dan bulu, lalu dia mengikatnya, setelah terikat dengan kuat ia menguraikannya kembali. Tentu ini merupakan perbuatan sia-sia dan merugi.

Sama halnya ketika kita telah terbiasa menjalani berbagai amal ibadah di bulan Ramadhan, namun terhenti saat Ramadhan pergi. Padahal menjadikan terputusnya amal adalah sebuah pelanggaran sebagaimana firman Allah SWT,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَلَا تُبْطِلُوا أَعْمَالَكُمْ

Artinya”Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul, dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu” (Q.S. Muhammad/47 : 33).

Berdasarkan ayat ini, bahwa menjadikan terputusnya amal merupakan pelanggaran terhadap ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sungguh merupakan pembatalan amal, ketika Ramadhan meninggalkan kita, namun tidak termotivasi untuk meningkatkan atau minimal mempertahankan rutinitas amal yang telah terbiasa dilakukan selama Ramadhan.

Allah SWT tidak menghendaki hamba-Nya mengalami keterputusan amal. Karena di balik terputusnya amal menjadikan terputusnya rahmat Allah SWT dan menjadi penyebab hilangnya penjagaan Allah SWT.

Maka betapa pentingnya menjalani berbagai amalan secara berkesinambungan (istiqomah). Salah satu contoh amalan yang dapat dilakukan secara berkesinambungan pasca berakhirnya Ramadhan adalah ibadah puasa. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Abu Ayyub al-Anshori, Rasulullah SAW bersabda,

عَنْ أبِي أَيُّوْبَ اْلأَنْصَارِيِّ – رضي الله عنه – أَنَّ رَسُوْلُ اللهِ – صلى الله عليه و سلّم- قَالَ: مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَهْرِ

Artinya Dari Abu Ayyub al-Anshari r.a. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda, ''Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan lalu diiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal, maka seolah-olah ia telah berpuasa setahun penuh.'' (HR. Muslim)

Adanya hadits ini menunjukkan bahwa spirit puasa Ramadhan dapat terus dilakukan secara berkesinambungan. Setelah menunaikan kewajiban puasa Ramadhan, dapat dilanjutkan dengan puasa sunah enam hari di bulan Syawal.

Selanjutnya dapat dilaksanakan di setiap bulannya dengan menunaikan puasa sunah ayamul-bidh. Bahkan dapat pula dilanjutkan dengan menunaikan puasa sunah Senin dan Kamis di setiap pekannya.

Begitupun ketika Ramadhan terbiasa qiyamul-lail (shalat tarawih), maka di luar Ramadhan dapat dilanjutkan meskipun hanya dengan dua rokaat shalat malam dan satu rakaat shalat witir. Atau ketika Ramadhan bertadarus al-Qur’an sehari satu juz, di luar Ramadhan dapat dilanjutkan meskipun hanya satu ’ain dalam sehari.

Di balik amalan yang sedikit namun jika dilakukan secara istiqomah, maka insya Allah akan ada keberkahan didalamnya. Dan Allah SWT lebih mencintai amalan yang sedikit namun dilakukan dengan istiqomah, sebagaimana dinyatakan dalam hadits Rasulullah SAW,

عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ سَدِّدُوْا وَقَارِبُوْا وَاعْلَمُوْا أَنْ لَنْ يُدْخِلَ أَحَدَكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ ، وَأَنَّ أَحَبَّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ

Artinya Dari Aisyah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda: "Beramallah sesuai dengan sunnah, dan berlaku imbanglah, dan ketahuilah bahwa salah seorang tidak akan masuk surga karena amalnya, sesungguhnya amal yang dicintai Allah adalah amal yang terus menerus walaupun sedikit." (H.R. Bukhori dan Muslim)

Sejatinya berbagai latihan dan gemblengan melalui madrasah Ramadhan dapat memantik tumbuhnya pribadi-pribadi muslim yang sholeh dan suci sesuai fitrahnya. Artinya kesucian dan kesholihan tersebut tidak hanya dicapai di bulan Ramadhan saja, tetapi dapat dipertahankan atau bahkan berusaha ditingkatkan di luar bulan Ramadhan, sehingga terjadi sebuah perubahan atau peningkatan kualitas kesholihan seorang mukmin melalui madrasah Ramadhan.

Sebaliknya, jika berakhirnya Ramadhan berakhir pula segala rutinitas baiknya atau berbalik pada keadaan semula sebelum Ramadhan, tentunya predikat taqwa dan ’idul fitri yang diharapkan pun akan jauh panggang dari api, tidak mungkin dapat diraih. Jika itu semua berakhir, selayaknya kita bermuhasabah, jangan-jangan kita telah menjadikan Ramadhan sebagai tujuan dari ibadah kita.

Padahal ulama salaf pernah berpesan : ”Jadikanlah Allah sebagai tujuan, bukan bulan Ramadhan”. Maksudnya, jangan sampai terjadi, ketaatan kita kepada Allah SWT hanya di bulan Ramadhan seolah menjadikan Ramadhan sebagai tujuan ibadah, namun Allah lah tujuan dari semua ibadah yang dilakukan.

Islam tidak menghendaki seseorang mentaati Allah SWT hanya di bulan tertentu, setelah itu terhenti. Maka di bulan Syawal ini, marilah kita niatkan untuk terus menghidupkan ”ruh Ramadhan” dengan beristiqomah dalam beramal. 
 
Mari kita jadikan diri kita sebagai orang yang taat kepada Allah di setiap bulan, di manapun dan kapanpun berada sebagaimana pesan Rasulullah SAW ”Bertaqwalah kamu sekalian di manapun kamu berada..” (H.R. Tirmidzi, dari Abu Dzar r.a.)
Wallohu a’lam bish-showwab...

Oleh: Yuyu Yuniawati, S.Ag,/PAIF PNS KUA Padamara dan Kalimanah.
Publisher: Imam Edi Siswanto

Strategi Dakwah Efektif: Kakanwil Kemenag Jateng Ajak Penyuluh dan Dai Kelola Majelis Taklim untuk Literasi Zakat

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab saat menyampaikan pengarahan pada acara  Literasi Zakat bagi Dai...