![]() |
Design Grafis : IES |
Merajut Tali Silaturahmi dan Keajaibanya dalam Bingkai Ajaran Islam
oleh: Much Yulianto Sidik
Di tengah hiruk pikuk dunia, sering kali kita lupa akan esensi mendasar dari keberadaan kita sebagai makhluk sosial.
Much Yulianto Sidik, Penyuluh Agama Islam (PAI) Kementerian Agama Purbalingga yang bertugas di KUA Mrebet 2, melalui tulisan singkatnya yang sarat makna berjudul "Merajut Tali Silaturahmi," mengingatkan kita akan hal ini.
Ia mencoba membuka mata kita pada kenyataan, bahwa sejak lahir hingga akhir hayat, manusia tak pernah lepas dari uluran tangan atau bantuan sesama. Bahkan, sepiring nasi yang kita santap pun adalah hasil dari rangkaian dan jalinan kerja sama dan bantuan dari banyak pihak.
Berikut artikel yang dimuat dalam Blog pribadinya https://yulisindut.blogspot.com/2020/06/merajut-tali-silaturahmi.html.
Sudah diketahui bersama bahwa manusia diciptakan sebagai makhluk sosial, makhluk yang hidupnya membutuhkan bantuan dari orang lain, makan, minum, kerja, bahkan sampai tidur pun membutuhkan orang lain.
Sebagai contoh nasi, dari mulai gabah sampai menjadi nasi yang dimakan membutuhkan proses yang panjang, dan semua proses membutuhkan bantuan orang lain.
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah mengembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.
Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." (QS. An Nisaa :1).
Lantas, apa sebenarnya keajaiban dari silaturahmi ini? Yulianto Sidik dengan sederhana menjelaskan bahwa silaturahmi adalah jembatan yang menghubungkan hati dan mampu mengakrabkan yang jauh dan mempererat yang dekat.
Baik, kita lanjutkan tulisan dari Yuli.
Salah satu bentuk hubungan timbal balik adalah dengan menjalin silaturahmi, dengan adanya silaturahmi orang-orang yang awalnya tidak saling kenal bisa saling kenal, dan bagi yang sudah kenal maka akan semakin akrab.
Silaturahmi tidak harus dengan selalu bertatap muka secara langsung, seiring dengan berkembangnya teknologi, silaturahmi dapat dilakukan dengan menulis surat/chat di handphone, berbicara melalui telepon, bahkan bisa dengan video call.
Rasulullah saw bersabda : "Sebarluaskan salam, bersedekahlah dengan makanan, bersilaturahmilah, dan shalatlah di malam hari saat orang lain lelap tidur, kamu akan masuk surga dengan selamat." (HR. Ahmad dan Ad Darimi)
Dalam hadits diatas silaturahmi dapat menjadi salah satu penyebab masuk dalam surga.
Manfaat silaturahmi yang lain adalah dapat memperpanjang umur dan meluaskan rezeki, hal tersebut tersirat dalam hadits "Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya (kebaikannya) maka bersilaturahmilah." (HR. Al Bukhari)
Dan tentunya masih banyak lagi keutamaan-keutamaan dari silaturahmi, dan semoga kita menjadi orang yang ahli silaturahmi, dan marilah belajar untuk saling mencintai serta melengkapi kekurangan saudara kita demi kelangsungan kehidupan, jangan sampai tercerai berai karena akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
Wallahu a'lam.
Sebagai penutup, Yuli menyerahkan segala pengetahuan yang benar kepada Allah SWT dengan kalimat Wallahu a'lam. Namun, pesan yang Ia sampaikan melalui tulisannya sangat jelas, mari jadikan silaturahmi sebagai bagian tak terpisahkan dari hidup kita, demi keharmonisan dunia dan keberkahan di akhirat kelak.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menginspirasi para pembaca.(*)
Pewarta: Imam Edi Siswanto
👍👍👍Gasss...lanjut bib
BalasHapusSesuk neh...gas poolll😀
BalasHapus