
Karya ini mengangkat kesenian tradisional Braen, sebuah warisan budaya yang hidup dan lestari di Perdikan Cahyana, yang terdiri atas Desa Grantung, Pekiringan, Tajug dan Rajawana Kecamatan Karangmoncol Kabupaten Purbalingga Provinsi Jawa Tengah.
BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search/label/KARANGANYAR
Menurut Walid, Film Braen merupakan kesenian yang berakar kuat pada tradisi Islam dan berkembang sebagai ekspresi spiritual masyarakat Jawa. Dalam pertunjukannya, Braen menyerupai sholawatan atau perjanjen, lantunan doa dan permohonan kepada Allah SWT yang dinyanyikan dengan penuh penghayatan.
![]() |
Flyer pengumuman nominator Kompetisi Film Islami Nasional 2025 yang digelar pada Senin, 10 November 2025 di Jakarta. |
Selain memancarkan keindahan irama dan syair religius, Braen juga menjadi simbol perpaduan harmonis antara budaya Islam dan kearifan lokal Jawa. Kesenian ini sering dipentaskan dalam berbagai momen penting, terutama saat masyarakat memohon perlindungan atau pertolongan dari Tuhan Yang Maha Esa.
Film dokumenter Braen hadir bukan sekadar sebagai dokumentasi budaya, tetapi juga sebagai upaya pelestarian spiritualitas lokal yang sarat nilai dakwah dan kebersamaan.
“Kami berharap film Braen bisa menjadi inspirasi untuk terus menjaga tradisi Islam Nusantara yang indah dan penuh makna,” ungkap Walid dengan penuh rasa syukur.
Sayono, menambahkan bahwa karya ini adalah “doa yang divisualkan,” bentuk penghormatan kepada para pelaku seni tradisi yang telah menjaga nilai-nilai religius di tengah arus perubahan zaman.
![]() |
Flyer doa terbaik oleh Keluarga Besar KUA Karanganyar |
Sementara itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Purbalingga, Zahid Khasani, turut menyampaikan doa dan dukungan penuh agar film Braen mampu memberikan kebanggaan bagi masyarakat Jawa Tengah, sekaligus memperkenalkan potensi budaya religius Purbalingga ke tingkat nasional.
Menjelang pengumuman pemenang, doa terbaik juga dipanjatkan oleh Keluarga Besar KUA Karanganyar agar karya dokumenter Braen mendapat hasil terbaik.
Semoga film dokumenter Braen tidak hanya menjadi prestasi sinematografis, tetapi juga menjadi jalan untuk menghidupkan kembali nilai-nilai spiritual, kearifan lokal, dan semangat dakwah yang melekat dalam budaya Nusantara.(*)
Kontributor : Artanti Laili Zulaiha (Penyuluh Agama Islam KUA Karanganyar)
Editor: Imam Edi Siswanto


Smoga bisa lolos jadi pemenangnya dan "Braen" bisa lestari serta lebih dikenal d masyarakat.
BalasHapus