Kamis, 28 Agustus 2025

Khidmat, HUT Ke 80 RI, KUA Kutasari dan Pemdes Karangjengkol Gelar Lomba MTQH

Rokhidi Dewan Juri KUA Kutasari Memberikan Pengarahan, Motivasi dan edukasi Kepada Peserta MTQH, Ahad (24/8/20250). (Foto: Fitriana Pusoprini)

Purbalingga- Kantor Urusan Agama (KUA) Kutasari bersama Pemdes Karangjengkol menggelar lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an dan Hadits (MTQH), Ahad (24/8/2025) lalu.

Kegiatan dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Ke 80 Republik Indonesia, yang resmi dibuka oleh Sekretaris Desa Karangjengkol Sugiyanto tampak khidmat. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=kutasari

Beberapa cabang lomba yang dipertandingkan seperti hafalan surat pendek, adzan, dan tartil Al-Qur’an diikuti oleh semua kalangan usia dan cukup menarik perhatian banyak penonton.

Tak hanya sekedar perlombaan, kegiatan ini menjadi sarana menumbuhkan cinta terhadap kitab suci dan penguatan ajaran Islam di tengah-tengah masyarakat.

Foto Bersama Para Peraih Juara MTQH Desa Karangjengkol, Ahad (24/8/20250). (Foto: Fitriana Pusoprini)

Dewan juri yang bertugas berasal dari Kantor Urusan Agama (KUA) Kutasari, meliputi tokoh-tokoh berkompeten seperti Mufti Marlina, S.Pd.I, Irsyad Yulianto, S.Pd.I, Bintang Alfinnurin Kumala Mafaza, M.Sos, Rokhidi, Safangat, serta Monica dari luar KUA Kutasari.

Penilaian dilakukan dengan standar kefasihan, kualitas suara, serta kedalaman penghayatan isi bacaan sehingga menghasilkan keputusan yang adil dan objektif.

Kegiatan ini menunjukkan bagaimana spirit kemerdekaan dapat diwujudkan tidak hanya dalam bentuk seremoni, tapi juga melalui nilai-nilai keagamaan yang memperkokoh karakter bangsa.

Panitia pelaksana berharap lomba MTQH ini dapat menjadi tradisi tahunan yang menginspirasi dan menjadi pijakan untuk meningkatkan kualitas keagamaan di Desa Karangjengkol.

Selain itu, kegiatan ini diharapkan dapat mempererat ukhuwah Islamiyah serta menumbuhkan semangat nasionalisme yang kokoh di hati warga.

Melalui lomba MTQH ini, Desa Karangjengkol berhasil memadukan nilai keagamaan dan nasionalisme dalam satu semangat yang menyatu.

Cara inilah yang menjadikan peringatan kemerdekaan tahun ini tidak sekadar seremoni, melainkan sebuah momen inspiratif yang membanggakan dan menyentuh hati seluruh pelaksana maupun peserta.

Semoga kegiatan seperti ini terus berkembang dan memberikan manfaat bagi generasi penerus bangsa.(*)

Kontributor : Fitriana Pusporini (PAI KUA Kutasari)
Editor : Imam Edi Siswanto





Bimbingan Calon Pengantin KUA Pengadegan Digelar Secara Virtual

Gambar
PAI KUA Pengadegan, melakukan bimbingan secara virtual pada Pasangan calon pengantin, Anjasworo Pangestu dari Karanganyar, Jawa Tengah dan Efa Triana dari Pengadegan, Rabu, (27/8/2025) (Foto: Tangkapanlayar)

Purbalingga-Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Pengadegan, melakukan bimbingan secara virtual pada pasangan calon pengantin, Anjasworo Pangestu asal Karanganyar, Jawa Tengah yang saat ini bekerja di Jakarta dan Efa Triana dari Desa Pasunggingan, Rabu, (27/8/2025) kemarin.

Kegiatan ini difasilitasi oleh PAI Pengadegan, Ahmad Afandi, dan Penghulu Muda KUA Pengadegan Faishal Nur Amin. 

Dielaskan oleh Afandi, peserta Bimwin mendapatkan materi cukup mendalam seputar fondasi membangun keluarga sakinah, tujuan pernikahan dalam Islam, kewajiban suami istri, kesehatan reproduksi, pola pengasuhan anak, serta fungsi dan peran keluarga dalam masyarakat.

"Tujuan pernikahan dalam Islam bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan biologis, namun juga untuk membangun kehidupan yang penuh kasih sayang, ketentraman, dan tanggung jawab, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits," ucapnya kepada peserta Bimwin..

Ia berharap, pasangan calon pengantin dapat memasuki jenjang pernikahan dengan pemahaman yang matang, baik secara spiritual, emosional, maupun sosial, demi mewujudkan keluarga yang harmonis dan berkualitas.

Berikut ringkasan materi Bimwin yang disampaikan.

Tujuan Perkawinan dalam Islam

“وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِّتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ”

Artinya: “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” QS. Ar-Rum: 21

1. Menjaga Fitrah dan Menyalurkan Naluri secara Halal
2. Menjaga Kesucian dan Kehormatan

“وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ ۝ إِلَّا عَلَىٰ أَزْوَاجِهِمْ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَإِنَّهُمْ غَيْرُ مَلُومِينَ ۝ فَمَنِ ابْتَغَىٰ وَرَاءَ ذَٰلِكَ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْعَادُونَ”

Artinya: “Dan orang-orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tidak tercela. Barang siapa mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.” 
QS. Al-Mu’minun: 5–7

3. Melanjutkan Keturunan
 
“وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَاجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَاجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً”

Artinya: “Dan Allah menjadikan bagimu istri-istri dari jenismu sendiri, dan menjadikan bagimu dari istri-istrimu itu anak-anak dan cucu-cucu…” 
QS. An-Nahl: 72

4. Menciptakan Ketenangan dan Kebahagiaan

“الدُّنْيَا مَتَاعٌ، وَخَيْرُ مَتَاعِ الدُّنْيَا الْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ”

Artinya: “Dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita (istri) yang salehah.”
(HR. Muslim, no. 1467)

5. Membangun Keluarga Sakinah, Mawaddah, wa Rahmah

Kembali kepada QS. Ar-Rum: 21 “…agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang…”

Kemudian di akhiri dengan sebuah hadits

أَرْبَعٌ مِنْ سَعَادَةِ اْلمَرْءِ: Empat macam dari kebahagiaan manusia.
أَنْ تَكُوْنَ زَوْجَتُهُ صَالِحَةً: Istrinya salehah.
وَأَوْلاَدُهُ أَبْرَارًا: Anak-anaknya berbakti/saleh.
وَخُلَطَائُهُ صًالِحِيْنَ: Teman-temannya adalah orang-orang saleh (yang baik).
وَأَنْ يَكُوْنَ رِزْقُهُ فِى بَلَدِهِ: Dan rezekinya (mata pencahariannya) berada di negerinya sendiri.(*)
  
Kontributor: Afandi Akhmad
Editor : Imam Edi Siswanto 

Senin, 25 Agustus 2025

Seru! Lomba Tenis Meja HUT ke 80 RI KUA Mrebet 1 dengan Pemdes Mrebet

Lomba Tenis Meja HUT Ke 80 RI antar keluarga besar KUA Mrebet 1 dengan Perangkat Desa Mrebet, di Balai Desa MrebetJum'at (22/08/2025) lalu.(Foto: Ahmad Mufaqih)

Purbalingga-Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, keluarga besar Kantor Urusan Agama (KUA) Mrebet 1 bersama Perangkat Desa Mrebet menggelar Lomba Tenis Meja, Jum'at (22/08/2025) lalu.

Kepala Desa Mrebet, Mudrikah menyambut baik kegiatan ini, Ia menyampaikan bahwa kegiatan lomba tenis mejamenjadi momentum untuk menumbuhkan rasa syukur, mempererat kebersamaandan memupuk persatuan. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=Mrebet+1 

Dari lomba tersebut, ia berharap tahun mendatang kegiatan dapat dilaksanakan kembali dalam suasana yang lebih meriah dan persiapan yang lebih matang. 

Juara lomba Tenis Meja HUT Ke 80 RI antar keluarga besar KUA Mrebet 1 dengan Perangkat Desa Mrebet, di Balai Desa MrebetJum'at (22/08/2025) lalu.(Foto: Ahmad Mufaqih)

Sementara itu, Kepala KUA Mrebet 1, H Henuzi, sebagai koordinator lomba memgucapkan terimakasih dan rasa syukur atas suksesnya kegiatan lomba tenis meja antara KUA dan Pemdes Mrebet.

“Alhamdulillah, perlombaan pada peringatan HUT ke 80 RI ini berjalan lancar dan sukses,” ucapnya semangat. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=mufaqih

“Diharapkan untuk tahun mendatang kegiatan ini dapat dilaksanakan kembali dalam suasana yang lebih meriah dan persiapan yang lebih matang”, ucapnya.

Usai lomba tenis meja atau pingpong yang diikuti oleh 21 peserta, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan bersama.(*)

Kontributor: Ahmad Mufaqih
Editor : Imam Edi Siswanto


Lomba Menarik KUA Padamara dan Madrasah, Eratkan Kebersamaan Semarak HUT Ke 80 RI

Lomba Tebak Kata Kebangsaan keluarga besar Kantor Urusan Agama (KUA) Padamara bersama Madrasah Kecamatan Padamara, dalam rangka memperingati HUT ke-80 Republik Indonesia, di halaman KUA Padamara, Selasa (19/8/2028) lalu. (Foto: Siti Ubaidah)

Purbalingga- Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia, keluarga besar Kantor Urusan Agama (KUA) Padamara bersama Madrasah Kecamatan Padamara menggelar aneka lomba yang penuh keceriaan dan mempererat kebersamaan. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=PADAMARA

Kegiatan yang berlangsung meriah ini dilaksanakan di halaman KUA Padamara beberapa waktu lalu, Selasa (19/08/2025). Berbagai lomba diikuti oleh masing-masing perwakilan 4 orang dari 6 Lembaga, yakni KUA, 4 Madrasah Ibtidaiyah dan RA/BA.

 Pengawas Madrasah Kecamatan Padamara, Akbar Yuli Setianto saat menyampaikan sambutan pengarahan pada acara pembukaan lomba  semarak 17 Agustus 2025 di halaman KUA Padamara, Selasa (19/8/2028) lalu. (Foto: Siti Ubaidah)

Pengawas Madrasah Kecamatan Padamara, Akbar Yuli Setianto dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan sekadar perayaan, melainkan juga momentum untuk menumbuhkan rasa syukur, mempererat kebersamaan, serta menanamkan semangat persatuan.

Menurutnya, kebersamaan yang istimemewa ini memiliki makna yang mendalam, bukan sekedar perayaan semata melainkan sebagai momentum perwujudan syukur dalam kebersamaan dan semangat persatuan menuju Indonesia yang lebih maju.

“Diharapkan untuk tahun mendatang kegiatan ini dapat dilaksanakan kembali dalam suasana yang lebih meriah dan persiapan yang lebih matang”, ucapnya. 

Staf dan Penyuluh Agama Islam KUA Padamara, Pengawas Madrasah, Kepala Madrasah, Perwakilan Guru Madrasah dan RA/BA foto bersama sebelum kegiatan perlombaan di halaman KUA Padamara, Selasa (19/8/2028) lalu. (Foto: Siti Ubaidah)

Penyuluh Agama Islam, Imron Rosyadi sebagai koordinator lomba memandu jalannya kegiatan. Imron menyampaikan rasa syukur atas suksesnya kegiatan dengan antusias para peserta.

“Alhamdulillah, kegiatan perlombaan dalam rangka peringatan HUT RI ke 80 tahun ini dapat berjalan lancar dan sukses serta antusias para peserta yang luar biasa” ujarnya dengan penuh semangat.

Adapun 3 lomba yang diselenggarakan yakni tebak pahlawan, tebak kata kebangsaan yang diwarnai dengan gelak tawa dan sorak-sorai penonton, serta lomba sambung lagu nasional.

Lomba tebak pahlawan bertujuan untuk meningkatkan potensi pemahaman peserta tentang pahlawan nasional. Sedangkan tebak kata kebangsaan bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta terhadap pengetahuan kebangsaan .

Lomba sambung lagu nasional bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap lagu-lagu nasional. Sepintas terlihat mudah namun ternyata membutuhkan pemahaman lirik yang ekstra dan menguras fikiran para peserta.

Antusias peserta luar biasa, seperti diungkapkan salah satu guru BA ‘Aisyiyah Gemuruh yakni Rahmawati.

Ia megaku sangat senang dan antusias mengikuti acara tersebut, disamping menguji kemampuan mengingat tentang sejarah perjuangan para pahlawan dan cinta tanah air.

“Melalui syair lagu kebangsaan yang terkadang jarang kita dengar dibanding lagu populer lainnya dalam kehidupan sehari-hari” ungkapnya.

Acara yang diikuti oleh 24 peserta ini selesai menjelang sholat dzuhur. Usai acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan bersama.

Semarak HUT ke 80 RI ini menjadi bukti nyata bahwa kebersamaan, persaudaraan, dan semangat gotong royong adalah fondasi penting dalam mengisi kemerdekaan.

Kontributor : Siti Ubaidah (Penyuluh Agama Islam KUA Padamara)
Editor: Imam Edi Siswanto

Sabtu, 23 Agustus 2025

GAS Nikah: Gerakan Nasional Atasi Nikah Tak Tercatat, Lindungi Hak Perempuan dan Anak

 

Plt Kasi Bimas Islam Kemenag Purbalingga, Moh Nur Hidayat saat menyampaikan materi Program GAS Nikah (Gerakan Sadar Pencatatan Nikah) di RM Bumbu Desa, Rabu (20/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Purbalingga-Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) melalui Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam resmi meluncurkan Program GAS Nikah (Gerakan Sadar Pencatatan Nikah), sebuah inisiatif nasional yang bertujuan menyadarkan masyarakat akan pentingnya mencatatkan pernikahan secara sah, tidak hanya menurut agama, tetapi juga secara hukum negara.

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/08/kemenag-purbalingga-perkuat-early.html

Langkah ini dinilai krusial dalam memperkuat perlindungan hukum bagi perempuan, anak, serta keberlangsungan keluarga di Indonesia.

Mengapa GAS Nikah Penting? Menurut Plt Kasi Bimas Islam Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Purbalingga, Moh Nur Hidayat, dalam Rakor yang digelar pada rabu, 20 Agustus 2025 lalu di RM Bumbu Desa Purbalingga menjelaskan dalam paparanya bahwa, data terbaru sebagai latar belakang menunjukkan bahwa.

• Sejumlah 34,6 juta pasangan berstatus kawin belum tercatat
• Kesadaran generasi muda yang rendah terkait pentingnya pernikahan karena sekarang sedang tren childfree dan marriage is scary.
• Tren normalisasi kohabitasi atau living together (hidup bersama) tanpa adanya ikatan pernikahan.

Program ini dirumuskan berdasarkan Surat Edaran Dirjen Bimas Islam No. 6 Tahun 2025, dengan lima tujuan utama.

1. Menegakkan kepatuhan terhadap pencatatan nikah sesuai hukum.
2. Menertibkan praktik nikah yang tidak tercatat.
3. Memperkuat peran Kantor Urusan Agama (KUA) dalam pembinaan hukum keluarga.
4. Meningkatkan literasi pernikahan dan nilai-nilai keluarga di kalangan generasi muda.
5. Menanamkan kesadaran bahwa keluarga sakinah hanya dapat dibangun dari pernikahan yang sah dan tercatat.

Program ini dilaksanakan secara nasional mulai Juli hingga Desember 2025, melalui enam tahapan utama.

Dari program tersebut Kementerian Agama menegaskan bahwa program ini bukan hanya sekadar urusan administratif, melainkan bagian dari upaya besar negara untuk menjamin hak-hak dasar warganya, khususnya perempuan dan anak.

Dengan adanya GAS Nikah, diharapkan tidak ada lagi masyarakat yang kehilangan hak hukum hanya karena pernikahan mereka tidak tercatat.

Untuk itu, Kemenag mengajak seluruh masyarakat, khususnya pasangan muda dan warga yang pernah menikah secara agama tetapi belum tercatat secara hukum, untuk aktif mengikuti program ini. Masyarakat dapat berkonsultasi langsung ke KUA terdekat atau melalui penyuluh agama Islam di wilayah masing-masing.(*)

Pewarta & Editor: Imam Edi Siswanto

Keluarga Bahagia: Dari Keharmonisan Menuju Keberkahan


Keluarga Bahagia: Dari Keharmonisan Menuju Keberkahan
Oleh: Artanti Laili Zulaiha (Penyuluh Agama Islam KUA Karanganyar)
Editor & Publisher: Imam Edi Siswanto

Salah satu metode untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan kepada Allah SWT yang perlu kita lakukan adalah dengan menciptakan keluarga yang baik, ideal, dan harmonis.

Keluarga yang sempurna dan harmonis akan saling mendukung, saling menghargai, dan saling peduli satu sama lain. Mereka akan menjalin hubungan yang erat dan saling pengertian. Mengenai hal ini, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

وَعَاشِرُوهُنَّ بِالْمَعْرُوفِ فَإِنْ كَرِهْتُمُوهُنَّ فَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئاً وَيَجْعَلَ اللَّهُ فِيهِ خَيْراً كَثِيراً

Artinya, “Dan bergaullah dengan mereka menurut cara yang patut. Jika kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena boleh jadi kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan kebaikan yang banyak padanya.” (QS An-Nisa’ [4]: 19). 
 
Menurut penjelasan Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’anil Azhim, ayat di atas menjadi motivasi bagi kita semua untuk berupaya menciptakan keluarga yang baik dan harmonis.

Metodenya adalah dengan memperbaiki ucapan, tidak menyingkirkan kata-kata negatif, memperbaiki sikap dan perilaku sehari-hari, serta suami memenuhi semua kewajiban terhadap istri yang telah ditetapkan, dan istri memberikan semua kewajiban untuk suami.

Menciptakan keluarga yang ideal dan harmonis bukan hanya tanggung jawab suami, tetapi juga merupakan kewajiban istri. Artinya, suami dan istri perlu bersinergi dalam menciptakan rumah tangga yang harmonis.
 
Kewajiban seorang suami terhadap istrinya harus dilaksanakan, sama halnya dengan kewajiban seorang istri kepada suaminya.

Oleh karena itu, dalam Al-Qur'an Allah SWT menyatakan bahwa wanita juga memiliki hak dan kewajiban kepada suaminya, sesuai dengan kemampuan masing-masing. Allah Swt berkata:

وَلَهُنَّ مِثْلُ الَّذِي عَلَيْهِنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلِلرِّجَالِ عَلَيْهِنَّ دَرَجَةٌ

Artinya, “Dan mereka (para perempuan) mempunyai hak seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang patut. Tetapi para suami mempunyai kelebihan di atas mereka.” (QS Al-Baqarah, [2]: 228).

Sebagai pengikut Nabi Muhammad saw, kita sepatutnya meniru dan meneladani beliau dalam menciptakan keluarga yang baik dan harmonis. Rasulullah adalah contoh seorang pemimpin keluarga yang telah sukses membangun rumah tangga yang sangat harmonis.

Oleh karena itu, Ia menekankan kepada kita semua bahwa pria yang baik adalah mereka yang mampu menciptakan keluarga yang harmonis. Pesan ini sebagaimana yang tercantum dalam riwayat at-Tirmidzi, yaitu:

خَيْرُكُمْ خَيْرُكُمْ لأهْلِهِ، وَأَنَا خَيْرُكُمِ لِأَهْلِي

Artinya, “Sebaik-baik kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya, dan aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR At-Tirmidzi, dengan status hadits sahih dalam at-Taisir Jami’is Shagir).

Dalam riwayat lain juga disebutkan, Rasulullah saw bersabda:

أَكْمَلُ الْمُؤْمِنِينَ إِيمَانًا أَحْسَنُهُمْ خُلُقًا، وَخِيَارُكُمْ خِيَارُكُمْ لِنِسَائِهِمْ

Artinya, “Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah mereka yang paling baik akhlaknya. Dan sebaik-baik kalian adalah yang paling baik kepada istrinya.” (HR at-Tirmidzi dalam Jam’ul Jawami’, dan dinilai hadits hasan).

Banyak hal yang layak dicontoh oleh kita semua dalam membangun keluarga yang harmonis. Salah satunya adalah seperti yang dijelaskan oleh Syekh Muhammad at-Thanthawi dalam Tafsir Al-Wasith, bahwa Rasulullah selalu memperlakukan istrinya dengan penuh kebaikan, bersikap ramah kepada keluarganya, memanjakan istrinya, memberikan nafkah yang melebihi kebutuhannya, serta mengajak keluarganya untuk bermain bersamanya.

Dengan demikian, Materi untuk khutbah Jumat mengenai cara membangun keluarga yang baik dan harmonis.

Semoga kita semua dapat meniru semua yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam menciptakan keluarga yang baik dan harmonis, serta kita semua termasuk dalam hadits-hadits tersebut, yaitu suami istri terbaik yang dapat menghasilkan kebaikan untuk keluarganya.(*) 

Jumat, 22 Agustus 2025

Opini: Profesionalisme dan Integritas Kunci Utama dalam Bekerja dan Beribadah


Opini: Profesionalisme dan Integritas Kunci Utama dalam Bekerja dan Beribadah (Judul asli: Integritas dan Profesionalime Kerja dalam Islam).
Oleh: Artanti Laili Zulaiha(PAI KUA Karanganyar)

Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kita kerap mendengar berita tentang menurunnya integritas dan profesionalisme dalam dunia kerja. Mulai dari kasus pelanggaran etika, penyalahgunaan jabatan, hingga perbuatan amoral dan korupsi dalam berbagai bentuk. Fenomena ini mencerminkan kemerosotan karakter dan akhlak dalam menjalankan amanah pekerjaan.


Sejatinya, persoalan ini bukan hal baru. Dalam sejarah Islam, tragedi Perang Uhud menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya disiplin dan profesionalisme. Saat itu, sebagian sahabat Nabi Muhammad SAW mengabaikan instruksi untuk tetap di pos karena tergiur harta rampasan perang (ghanimah). Akibatnya, pasukan Muslim terdesak dan mengalami kekalahan. Namun, para sahabat segera menyadari kesalahan mereka dan menjadikannya sebagai titik balik untuk lebih taat dan profesional dalam pertempuran berikutnya. 
 
BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search/label/ARTANTI%20LAILI%20ZULAIHA

Kisah tersebut menjadi refleksi nyata bahwa kekurangan profesionalisme dapat berujung pada kegagalan besar. Hal serupa sering terjadi di masa kini, ketika jabatan dan pekerjaan sering kali tidak ditunaikan sesuai amanah. Padahal, pekerjaan adalah tanggung jawab yang harus dijalankan dengan penuh kejujuran dan kesungguhan.

Allah SWT telah berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 58:

إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”

Ajaran Islam mengajarkan agar ketika bekerja kita melakukannya dengan optimal dan penuh tanggung jawab. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Imam al-Thabrani dalam kitab al-Mu’jam al-Awsath:

إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai seseorang ketika mengerjakan sebuah pekerjaan dilakukan dengan profesional.”

Profesionalisme bukan berarti harus selalu sempurna, melainkan bekerja secara optimal sesuai dengan kapasitas dan kredibilitas diri. Mengetahui potensi dan keterbatasan diri menjadi kunci. Jika pekerjaan dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya, hasilnya bisa jauh dari harapan.

Dalam dunia nyata, sering kali proses rekrutmen atau pengangkatan jabatan lebih mempertimbangkan kedekatan sosial daripada kompetensi. Padahal Rasulullah telah mengingatkan dalam hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahih-nya.

إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ

Artinya: “Apabila sebuah urusan diberikan kepada bukan ahlinya maka tunggulah waktu kebinasaannya.”

Hadis ini berlaku universal, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Memberikan amanah kepada yang tidak berkompeten hanya akan menghasilkan kerugian. Maka dari itu, penting bagi kita untuk senantiasa menggali potensi, meningkatkan kompetensi, dan menilai diri secara jujur, apakah kita benar-benar mampu memegang tanggung jawab tertentu.

Di era persaingan global ini, umat Islam tidak boleh hanya menjadi penonton. Kita perlu terus belajar, berkembang, dan mengambil peran sesuai kemampuan agar bisa memberikan kontribusi nyata. Profesionalisme tidak boleh terjebak pada zona nyaman, ia menuntut inovasi dan pembaruan terus-menerus.

Integritas pun menjadi fondasi penting. Tanpa kejujuran dan komitmen moral, profesionalisme akan kosong makna. Seseorang yang berintegritas akan bekerja dengan sepenuh hati, menjunjung tinggi nilai kebenaran, dan tidak mudah menyerah saat menghadapi tantangan.

Lebih dari itu, pekerjaan dalam perspektif Islam mencakup ibadah dan kewajiban agama. Salat, puasa, sedekah, dan amal-amal lainnya juga harus dilakukan secara professional dengan kualitas, kesungguhan, dan keikhlasan. Jika ini semua dijalankan dengan baik, maka bukan hanya masyarakat yang akan merasakan manfaatnya, tapi kita juga akan mendapatkan derajat tinggi di sisi Allah SWT.

Semoga kita semua senantiasa diberi kekuatan untuk menjaga integritas dan profesionalisme dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan dunia maupun ibadah kepada Allah SWT. (*)
 
Editor & Publisher: Imam Edi Siswanto

Kamis, 21 Agustus 2025

Early Warning System: Strategi Kemenag dan IPARI Purbalingga Cegah Konflik Sosial

Ketua PD IPARI Purbalingga Khikam Aziz, saat memimpin doa pada acara Penguatan Early Warning System (EWS) yang digelar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga di RM Bumbu Desa, Rabu (20/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Ketua Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Purbalingga, Khikam Aziz, memberikan respon cepat dan positif terhadap program Penguatan Early Warning System (EWS) yang digelar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga.

Kegiatan yang baru dihelat di RM Bumbu Desa, Purbalingga, pada Rabu, 20 Agustus 2025, menjadi momentum strategis dalam upaya pencegahan konflik sosial berbasis keagamaan. 

BACA:
https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/08/kemenag-purbalingga-perkuat-early.html
https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=KHIKAM+AZIZ

Strategi Mencegah Sebelum Terjadi

Program EWS merupakan langkah visioner dan krusial untuk menjaga stabilitas sosial dan kehidupan yang harmonis di tengah masyarakat. Sistem ini memungkinkan deteksi dan analisis dini terhadap potensi gesekan antar kelompok keagamaan, sehingga dapat dicegah sebelum berkembang menjadi konflik terbuka.

Konflik sosial, jika tidak ditangani dengan cepat, dapat merusak tatanan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Oleh karena itu, pencegahan melalui deteksi dini menjadi kunci utama, dan ini hanya bisa efektif jika dijalankan melalui kolaborasi lintas sektor termasuk aparat keamanan, tokoh agama, pemerintah, media, serta masyarakat.

Peran Strategis Penyuluh Agama

Di garis depan pencegahan konflik, Penyuluh Agama memegang peran yang sangat vital. Mereka bukan hanya juru dakwah, tetapi juga agen perdamaian yang mampu meningkatkan literasi keagamaan dan toleransi di tengah masyarakat.

Melalui berbagai metode bimbingan, baik tatap muka maupun melalui media sosial, penyuluh dapat memperkuat daya tahan masyarakat terhadap provokasi yang dapat memicu konflik.

Tak hanya itu, para penyuluh juga berperan membuka ruang dialog antarumat beragama, tokoh masyarakat, dan pemerintah. Dialog ini menjadi fondasi penting untuk membangun saling pengertian, mempererat toleransi, serta memupuk kedamaian yang berkelanjutan.

Membentuk Jaringan Damai

Penguatan kapasitas tokoh masyarakat dan pemuda sebagai penggerak perdamaian juga menjadi langkah penting dalam program ini. Mereka adalah pihak yang paling dekat dengan denyut nadi masyarakat dan mampu menjadi penengah ketika terjadi gesekan.

Melalui sinergi dan kolaborasi yang terus menerus, program EWS ini bukan sekadar respons reaktif terhadap potensi konflik, tetapi menjadi sistem yang proaktif dalam membangun masyarakat yang damai, inklusif, dan toleran serta moderat.(*)

Editor: Imam Edi Siswanto

Rabu, 20 Agustus 2025

Kemenag Purbalingga Perkuat Early Warning System: Mendeteksi dan Mencegah Potensi Konflik di Masyarakat

Kakankemenag Purbalingga, H Zahid Hasani (tengah), saat menyampaikan kata sambutan acara Penguatan Program Early Warning System (EWS) Pada KUA Kecamatan Se-Purbalingga di RM Bumbu Desa, Rabu (20/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Purbalingga-Acara Penguatan Program Early Warning System (EWS) Pada KUA Kecamatan Se-Purbalingga yang digelar di RM Bumbu Desa, Purbalingga, menjadi momentum penting bagi upaya pencegahan konflik sosial di masyarakat, Rabu (20/8/2025). 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/07/ketua-pd-ipari-purbalingga-serukan.html

Dalam lapora singkatnya, Plt Kasi Bimas Islam Kemenag Purbalingga, Moh Nur Hidayat, menyampaikan harapannya agar para peserta mampu mendeteksi secara dini gejala maupun potensi munculnya konflik yang dapat mengganggu kerukunan umat beragama. 

Plt Kasi Bimas Islam Kemenag Purbalingga, Moh Nur Hidayat saat menyampaikan materi Penguatan Program Early Warning System (EWS) Pada KUA Kecamatan Se-Purbalingga di RM Bumbu Desa, Rabu (20/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Purbalingga, H Zahid Hasani, saat menyampaikan kata sambutan yang sekaligus membuka acara, menekankan pentingnya bekerja berbasis data sebagai fondasi program ini.

Menurutnya, memiliki data dan peta potensi konflik di masyarakat sangat krusial agar langkah penanganan dapat dilakukan secara tepat dan terarah. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/03/lewat-siaran-radio-ngegosip-pai-kemenag.html

Ia menjelaskan bahwa keberhasilan Early Warning System bergantung pada tiga hal, yaitu komunikasi lintas umat beragama yang baik, pengolahan data yang akurat, serta monitoring yang dilakukan dengan kearifan. 

Suasana acara Penguatan Program Early Warning System (EWS) Pada KUA Kecamatan Se-Purbalingga di RM Bumbu Desa, Rabu (20/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Lebih lanjut, Kakankemenag mengingatkan bahwa peran aktif penghulu dan penyuluh agama Islam sangat vital.

Mereka dituntut untuk dapat menjangkau dan berinteraksi dengan seluruh komunitas di masyarakat, sehingga potensi konflik dapat terdeteksi lebih awal dan segera diatasi.

Karena menurutnya, misi utama Kemenag diantaranya adalah pada peningkatan kualitas kesalehan umat beragama serta memperkuat moderasi beragama dan kerukunan antarumat beragama.

Hal ini menjadi landasan penting dalam menjalankan program EWS agar dapat menjaga keharmonisan dan stabilitas sosial di Purbalingga.

Melalui acara yang diikuti para Kepala KUA Se-Purbalingga dan perwakilan Penyuluh Agama Islam ini, Kemenag Purbalingga berharap tercipta suasana masyarakat yang harmonis dan toleran serta moderat.(*)

Pewarta & Editor : Imam Edi Siswanto

Selasa, 19 Agustus 2025

Langkah Bersama untuk Kemaslahatan Umat: KUA Karangreja Gelar Ikrar Wakaf Serentak di Desa Gondang

Purbalingga-Komitmen untuk membangun kemaslahatan umat kembali ditunjukkan oleh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karangreja dengan menggelar prosesi ikrar wakaf serentak untuk 13 bidang tanah wakaf di Desa Gondang, Kecamatan Karangreja.

Kegiatan ini berlangsung lancar dan khidmat, dan menjadi momen penting dalam penguatan aset keagamaan di wilayah Desa Gondang, Kamis (14/8/2025) lalu. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=KARANGREJA

Kepala Desa Gondang, Amiin Mustofa, menyambut baik pelaksanaan ikrar wakaf ini. Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa tanah wakaf merupakan bagian dari aset desa yang sangat penting, dan harus memiliki legalitas agar dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan umat.

 

"Kami sangat mendukung kegiatan ini karena tanah wakaf termasuk aset penting desa yang harus dijaga dan dimanfaatkan untuk kemaslahatan bersama," ucapnya.

Ketua MWC NU Kecamatan Karangreja, Ahmad Baihaki, memberikan apresiasi terhadap kegiatan ini. Ia menyampaikan rasa bangganya dan berharap proses wakaf ini menjadi arah baru dalam pemberdayaan umat di tingkat desa.

Selain itu, prosesi ikrar juga disaksikan oleh para saksi yang ditunjuk oleh pihak wakif, yakni Sutarso (Kepala Dusun) sebagai saksi 1 dan Khafidin (Sekretaris Desa) sebagai saksi 2.

Dalam ikrar wakaf tersebut, bertindak sebagai Nadzir adalah Perkumpulan Nahdlatul Ulama (NU). Prosesnya juga didampingi oleh Penyuluh Agama Islam KUA Karangreja, yang turut berperan sejak awal pendaftaran hingga prosesi ikrar selesai.

Tanah-tanah wakaf tersebut akan dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan keagamaan seperti Masjid, Mushola, Madrasah Diniyah (Madin), dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ).(*)

Editor: Imam Edi Siswanto 

Selasa, 12 Agustus 2025

Strategi Dakwah Efektif: Kakanwil Kemenag Jateng Ajak Penyuluh dan Dai Kelola Majelis Taklim untuk Literasi Zakat


Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab saat menyampaikan pengarahan pada acara Literasi Zakat bagi Dai/Mubaligh yang diselenggarakan oleh BAZNAS Provinsi Jawa Tengah di Hotel Braling, Selasa (12/8/2025). (Foto: Imam Edi Siswanto)

Purbalingga – Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kakanwil Kemenag) Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab, memberikan arahan strategis kepada para Penyuluh Agama Islam (PAI) dan dai se-Kabupaten Purbalingga dalam kegiatan Literasi Zakat bagi Da’i/Mubaligh, yang digelar di Braling Hotel, Selasa (12/8/2025).

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/08/literazi-zakat-menurut-baznas.html

Dalam kesempatan tersebut, Ia menekankan pentingnya strategi dan manajemen dakwah yang terstruktur.

Ia mengajak para PAI dan Dai untuk tidak hanya berdakwah secara konvensional, tetapi juga menyusun pendekatan yang lebih sistematis dan berbasis pada kondisi nyata masyarakat.

Zakat memiliki fungsi dan manfaat yang besar bagi masyarakat. Karena itu, kesadaran membayar zakat harus terus ditanamkan melalui strategi dakwah yang tepat sasaran.

Saiful menegaskan, Penyuluh Agama Islam sebagai ASN memiliki lima nilai dasar yang bisa menjadi fondasi dalam menyusun strategi dakwah, terutama yang berkaitan dengan peningkatan literasi zakat, infaq, dan sedekah di tengah masyarakat.

Salah satu langkah konkret yang disarankannya adalah pengelolaan dan manajemen Majelis Taklim (MT).  Menurutnya, para anggota majelis taklim berpotensi besar sebagai muzaki (orang yang wajib membayar zakat), sehingga diperlukan pemetaan yang cermat terhadap kondisi jemaah.

Lebih lanjut, ia mengajak para Dai dan Penyuluh untuk menyampaikan informasi zakat kepada masyarakat secara utuh, mulai dari dalil hukum, fungsi sosial, hingga manfaat zakat baik bagi pemberi maupun penerima. 

Dengan begitu, zakat tidak hanya dilihat sebagai kewajiban, tapi juga sebagai sarana pemberdayaan umat dan pengentasan kemiskinan.

Dan Ia berharap kegiatan tersebut menjadi penguatan peran Dai dan Mubaligh dalam menyampaikan literasi zakat yang mencerahkan, serta memperkuat sinergi antara dakwah dan pemberdayaan ekonomi umat. 

Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Purbalingga, Khikam Aziz, menyambut baik dan menurutnya kegiatan literasi zakat memang diperlukan.

Bahkan, Ia berharap Literasi Zakat bisa jadi sebuah gerakan bersama semua elemen terkait. Sehingga masif dan sistematis sebagai upaya meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan partisipasi masyarakat dalam berzakat.

“Tidak bisa dipungkiri meskipun masuk dalam rukun Islam, realitasnya zakat masih sepi peminat jika dibandingkan dengan rukun Islam Haji, bahkan Umrah sekalipun Sunah hukumnya,” katanya.

Melalui kegiatan Literasi Zakat, sambungnya, juga dapat menambah wawasan seputar pengelolaan dan pemberdayaan dana Zakat.

Pentasarufan dana Zakat tidak selalu bersifat konsumtif, akan tetapi lebih diarahkan pada sesuatu yang produktif sehingga Zakat menjadi salah satu instrumen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengembangkan ekonomi syariah.

Hadir Ketua BAZNAS Jateng, Dr. KH. Ahmad Darodji, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga, H. Zahid Khasani, dan jajaran para Kepala Seksi dan Penyelenggara di lingkungan Kemenag Purbalingga.(*)

Pewarta: Imam Edi Siswanto

HSN 2025: Menjadi Santri Sejati, Lima Syarat Thalibul Ilmi Menurut Ibnu Malik

Pegawai KUA Karangreja saat foto bersama sambut Hari Santri Nasional di halaman KUA Karangreja, Senin (20/10/2025). (Foto: Ngamali). ...