Senin, 29 September 2025

Refleksi Hari Santri 2025: Santri Sepanjang Masa, Penyuluh Penerus Asa

  

Purbalingga-Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) 2025 tinggal menghitung hari dan kembali menjadi momentum penting bagi bangsa Indonesia untuk mengenang peran besar santri dan ulama dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. 

Namun, lebih dari itu, Hari Santri juga menjadi sumber ghiroh (semangat juang) bagi para Penyuluh Agama Islam yang mengemban amanah dakwah di era modern. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search/label/KARANGREJA 

Menghidupkan Semangat Juang Santri

Santri dikenal dengan keikhlasan, kesederhanaan, dan militansi dalam menuntut ilmu serta membela tanah air. Nilai-nilai inilah yang kini diwarisi oleh para Penyuluh. 

Dengan menghidupkan spirit santri, penyuluh mampu menjalankan tugas dakwah dengan penuh ketulusan dan kesungguhan, meski dihadapkan pada berbagai tantangan zaman.

Penyuluh Agama Islam KUA Karangreja, Eva Lutfiati Khasanah, S.H. selaku komandan apel KUA Karangreja saat menyamaikan kata sambutan, Senin (29/9/2025). (Foto: Saryono)

Penyuluh sebagai “Santri Sepanjang Masa”

Meskipun tidak semua penyuluh berasal dari pesantren, jiwa santri tetap bisa melekat dalam pribadi mereka. Sifat tawadhu, cinta ilmu, istiqamah, dan pengabdian kepada umat menjadikan penyuluh sebagai santri sepanjang masa. 

Mereka adalah penerus asa yang menjaga tradisi keilmuan, sekaligus menjawab kebutuhan umat dengan pendekatan yang moderat dan solutif.

Penyuluh Agama Islam KUA Karangreja, Eva Lutfiati Khasanah, S.H. selaku komandan apel dalam sambutannya menegaskan bahwa semangat santri harus terus hidup dalam diri Penyuluh

“Penyuluh Agama Islam adalah santri sepanjang hayat. Mereka tidak hanya membimbing masyarakat secara spiritual, tetapi juga mengokohkan persatuan bangsa. Semangat santri harus terus hidup dalam diri penyuluh.” ucapnya, Senin (29/9/2025).

Relevansi di Era Digital

Tahun 2025 menghadirkan tantangan dakwah yang lebih kompleks, terutama di ruang digital. Di sinilah spirit santri yang adaptif perlu diteladani. 

Penyuluh dituntut untuk kreatif dalam menggunakan media sosial, menebarkan konten yang menyejukkan, serta menjadi benteng masyarakat dari arus informasi yang menyesatkan.

Baca: https://kemenag.go.id/informasi/logo-hari-santri-2025

Sejalan dengan itu, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Karangreja, Abdul Ra’ub, S.Pd.I, M.Pd.mengatakan bahwa Penyuluh untuk meneguhkan komitmen dakwah yang rahmatan lil ‘alamin.

“Hari Santri menjadi momentum bagi penyuluh untuk meneguhkan komitmen dakwah yang rahmatan lil ‘alamin. Di era digital, penyuluh harus hadir sebagai pencerah dan penyejuk umat.”

Khidmah untuk Umat dan Bangsa

Hari Santri juga menjadi pengingat bahwa pengabdian adalah ibadah. Bagi penyuluh, setiap langkah pembinaan, setiap kata dakwah, dan setiap usaha menjaga kerukunan adalah wujud nyata khidmah kepada umat dan bangsa.

Dengan tema refleksi “Santri Sepanjang Masa, Penyuluh Penerus Asa”, Hari Santri Nasional 2025 bukan hanya perayaan, tetapi momentum untuk memperkuat identitas, semangat, dan peran strategis penyuluh agama Islam dalam merawat iman, ilmu, dan persatuan Indonesia.(*)

Editor: Imam Edi Siswanto

3 komentar:

HSN 2025: Menjadi Santri Sejati, Lima Syarat Thalibul Ilmi Menurut Ibnu Malik

Pegawai KUA Karangreja saat foto bersama sambut Hari Santri Nasional di halaman KUA Karangreja, Senin (20/10/2025). (Foto: Ngamali). ...