Jumat, 14 Maret 2025

Tiga Investasi Abadi Oleh Siti Rokhanah

EDISI 008 : RAMADHAN 1446 H

Tangkapan layar, akun youtube PD IPARI Purbalingga 

Dalam ceramah singkatnya di akun Youtub PD IPARI Purbalingga https://www.youtube.com/watch?v=JMZJqcMw89k, Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Rembang, Purbalingga Siti Rokhanah menyampaikan pesan keagaman dalam topik Tiga Investasi Abadi.

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/03/imam-edi-siswanto-peran-orang-tua-di.html

Berikut ceramah singkat yang disampaiaknnya,

Sebagai ciptaan Allah SWT, hidup manusia hanyalah sementara. Maka dari itu, tidak ada yang bisa kita sombongkan. Tidak ada yang bisa kita bawa sampai ke akhirat nanti, kecuali tiga hal yang dapat kita bawa, sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah.


إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلا مِنْ ثَلاثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: Ketika seseorang telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali 3 (perkara), yakni sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang berdoa untuknya.

Pertama amal jariah, Ia mencontohkan dengan memberikan amal jariah kepada pembangunan masjid, berupa tempat pembangunan masjid seperti tanah dan sebagainya, itu suatu hal yang akan terus mengalir pahalanya meski kita sudah tidak hidup di dunia lagi. Amal jariyah ini akan bertemu dengan kita dan akan menolong kita.

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/03/khikam-aziz-sadar-anti-bullying.html

Kemudian yang kedua, yaitu ilmu yang bermanfaat. Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dimanfaatkan setelah mendapatkan atau mempelajarinya.

“Apabila ilmu tidak digunakan, ibarat seperti pisau yang tidak pernah diasah, ilmu itu akan tumpul dan hilang tidak berkembang,” katanya.

Menurutnya, yang dimaksud ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang bisa diajarkan kepada orang lain. Jika sekiranya, tidak bisa mengajarkan kepada orang lain namun tetap memanfaatkannya untuk dirinya sendiri.

“Apa yang sudah kita pelajari, ilmu yang sudah kita miliki itu, kita amalkan, kita gunakan ilmu itu sebaik-baiknya,” katanya.

Untuk mengajarkan ilmu, sambungnya, itu tidak harus kepada orang banyak. Utamanya ajarkan kepada anak-anak dan keluarga.

Selanjutnya yang ketiga adalah menciptakan waladun shalih, yaitu anak yang saleh dan shalehah.

Siapa yang menciptakan anak saleh dan shalehah, tentunya orang tua, guru dan lingkungan sekitar, tapi yang terpokok yaitu orang tuanya,” ucapnya.

Seperti minuman kopi, kopi itu yang pokok, pendukungnya adalah gula dan air. Dalam mendidik anak supaya saleh dan salihah, orang tua adalah pokoknya, pendukungnya guru dan lingkungan. Jadi peran penting kita dalam mendidik anak sangat besar.

Ia mengingatkan orang tua untuk tidak santai-santai di rumah, karena mengandalkan pendidikan anaknya diluar rumah seperti guru, sekolah dan lingkungan. Sementara orang tuanya tidak mengetahui perilaku anak diluar rumah.

Jangan sampai orang tua menangis di hari tuanya, karena tidak perhatian dalam mendidik anaknya. Maka lebih baik sibuk di masa sekarang untuk mendidik anak-anaknya, tapi kita tersenyum di hari tuanya.(*)

Pewarta: Imam Edi Siswanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Strategi Dakwah Efektif: Kakanwil Kemenag Jateng Ajak Penyuluh dan Dai Kelola Majelis Taklim untuk Literasi Zakat

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab saat menyampaikan pengarahan pada acara  Literasi Zakat bagi Dai...