Minggu, 30 Maret 2025

PAI Kankemenag Purbalingga Pantau Pemudik Di Sejumlah Masjid, Salah Satunya Dari Riau



PAI KUA Kalimanah Pujianto saat berada di Masjid At Taqwa Redjo Mulyo Kalimanah, Purbalingga, Ahad (30/3/2025) (Foto: Pujianto)

Purbalingga-Penyuluh Agama Islam (PAI) Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga memantau para pemudik yang singgah atau beristirahat di sejumlah masjid ramah Pemudik di wilayah Purbalingga, Jawa Tengah.

Dalam pantauan kami di lapangan, Masjid At Taqwa Redjo Maghfiroh yang berada di Jalan Mayjend Sungkono Kalimanah Purbalingga sejak H-5 sampai H-1 (26-30 Maret 2025) terpantau masih relatif normal.

Pemudik yang singgah di Masjd Ramah Pemudik, seperti di Masjid At Taqwa Redjo Maghfiroh dari arah selatan Sokaraja ke Kota Purbalingga tampak mulai ada kenaikan sejak H-2 atau hari Jumat (28/3/2025).

Sedikitnya ada 15 rombongan mobil pribadi minibus, 5 sepeda motor dari berbagai daerah, terutama dari Jakarta, Bekasi dan Depok.

“Alhamdulillah, saya lihat mereka menyempatkan beristirahat dan ada sebagian yang ikut berbuka puasa dan berbaur dengan Jemaah lainya di masjid,” tutur PAI KUA Kalimanah Pujianto kepada Imam Edi Siswanto, Ahad (30/3/2025). 

Salah satu pemudik sedang beristirahat di halaman Masjid Besar Nurul Falah Bukateja, Ahad (30/3/2025) (Foto: Rahyanto Dwi Nugroho)

Sementara itu, untuk Masjid Besar Nurul Falah Bukateja yang berada di wilayah arah jalur dari Kota Purbalingga ke Banjarnegara, Wonosobo, Magelang dan Semarang tampak juga mulai ramai di hari H-3.

PAI KUA Bukateja Rahyanto Dwi Nugroho melaporkan langsung dari lapangan bahwa sedikitnya ada 7 sepeda motor dan 3 mobil pemudik yang terparkir di halaman masjid.

“Tadi ada pemudik yang sempat beristirahat, Nur Isna dari Jakarta ke Kebumen, kemudian Almay Arrafi dari Magelang ke Banyumas dan Prio dari Karawang hendak mudik ke Kebumen. Dan mereka mengucapkan terimakasih serta merasa cukup puas bisa beristirahat,” tulisnya via pesan singkat di Whatshapp.

Menurutnya, fasilitas di masjid tersebut cukup memadai, mulai dari area parker yang luas, toilet dan kamar mandi yang bersih. Dan pihak takmir juga menyediakan menu berbuka puasa setiap sore selama bulan Ramadhan.

Salah satu pemudik asal Riau yang hendak pulang ke Banyumas Zubaidi menuturkan sempat beristirahat beserta keluarganya.

“Alhamdulillah tadi sempat beristirahat di Masjid Nurul falah. Takmir masjid menerima dengan baik dan ternyata disini ada fasilitas untuk para pemudik, ada WC dan ada tempat untuk beristirahat, terimakasih,” katanya.  

Tampak beberapa kendaraan roda dua dari para pemudik yang terpakir di halaman Masjid Besar Nurul Falah Bukateja, Ahad (30/3/2025) (Foto: Rahyanto Dwi Nugroho)

Untuk wilayah Utara, seperti di Masjid Besar Baitul Mu’min Bobotsari, PAI KUA Bobotsari Rikin melaporkan dalam video pendeknya menceritakan saat bersama salah satu pemudik dari Jakarta yang bernama Si’in.

Menurut pengakuanya, Ia berangkat dari Jakarta jam 5 pagi dan menyempatkan untuk beristirahat di masjid tersebut dengan kondisi tetap berpuasa. “Alhamdulillah, nyaman,” ucapnya singkat saat diajak berbincang tentang kesannya beristirahat di Masjid Baitul Mu’minin.

Senada dengan Si’in, Pemudik lainnya Ismuni dari Pati menuju ke Purbalingga juga menuturkan bahwa cukup nyaman. “Suasananya adem (red: dingin) dan merasa senang,” ucapnya.

Sebagai informasi, Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga telah bekerjasama dengan Takmir Masjid disejumlah jalur mudik yang biasa menjadi persinggahan para pemudik lebaran.

Ada 24 masjid di sepanjang jalur mudik telah disiapkan untuk para musafir yang ingin beristirahat dan berikut nama masjid tersebut.

1 AL HASANAH Tlahab Lor – Karangreja
2 AL MUTTAQIN Tlahab Lor - Karangreja
3 BAITURRAKHIM Mangunegara - Mrebet
4 AL FURQON Tlagayasa - Bobotsari
5 AL ITTIHAD UMMU QUWAI - Bobotsari
6 MASJID BESAR BAITUL MU’MIN – Bobotsari
7 BAITURRAHMAN Gandasuli - Bobotsari
8 CHENG-HO Selaganggeng - Mrebet
9 DARUNNAJAH Gembong - Bojongsari
10 MASJID AGUNG DARUSSALAM Alun-Alun Purbalingga
11 AL HUDA Kedungmenjangan - Purbalingga
12 ROUDHLOTUSALAM Kalitinggar Kidul - Padamara
13 BAITUL MUTTAQIN Padamara - Padamara
14 USWATUN KHASANAH Babakan - Kalimanah
15 AT TAQWA REDJO MAHGFIROH Blater – Kalimanah
16 AL HUDA Kalimanah Wetan - Kalimanah
17 AL IFTITAH Toyareja - Purbalingga
18 MASJID BESAR NURUL FALAH – Bukateja
19 NURUL IMAN Kedungbenda - Kemangkon
20 NURUL FALAH Senon - Kemangkon
21 BABUSALAM Karangkemiri - Kemangkon
22 AT TAKWA Bakulan - Kemangkon
23 BAITUROCHMAN Panican – Kemangkon
24 BAITURRAHMAN Wirasaba – Bukateja.(*)

Pewarta : Imam Edi Siswanto


Jumat, 28 Maret 2025

Perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah oleh Artanti Saat Siaran Radio Di LPPL Gema Soedirman Purbalingga


Tangkapan layar: Artanti Laili Zulaiha saat siaran Radio secara langsung di LPPL Radio Gema Soedirman Purbalingga di bulan bulan ramadhan 1446 H, Rabu (26/3/2025)

Melalui gelombang 96.3 FM dari pukul 09.00 – 10.00 WIB, Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Karanganyar Artanti Laili Zulaiha, menjelaskan tentang perbedaan Zakat, Infak dan Sedekah.

Berikut penjelasanya yang kami rangkum dalam siaran Radio
yang dikemas dalam Ngegosip (Ngobrol Asik Seputar Ramadhan) yang secara langsung di Lembaga Penyiaran Publik Lokal (LPPL) Radio Gema Soedirman Purbalingga, Selasa dan Rabu (24, 25/3/2025) lalu.

BACA : https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/03/sebarkan-nilai-nilai-keislaman-pai.html

Dalam kehidupan umat Islam, zakat, infaq, dan sedekah adalah istilah yang sering kali terdengar. Meskipun ketiga istilah ini berkaitan dengan pengeluaran harta untuk membantu sesama, masing-masing memiliki makna, aturan, dan tujuan yang berbeda.

Mari kita gali lebih dalam untuk memahami setiap istilah ini serta peran dan pentingannya dalam masyarakat.

Zakat: Kewajiban dan Fungsi Sosial

Zakat merupakan rukun Islam yang ketiga. Ia memiliki makna mendalam dalam kehidupan seorang Muslim. Secara etimologis, kata "zakat" berasal dari bahasa Arab yang berarti "membersihkan" dan "pertumbuhan." Dalam konteks ini, zakat berfungsi untuk membersihkan harta dan jiwa seseorang, serta membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat.

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/03/lewat-siaran-radio-ngegosip-pai-kemenag.html

Ada dua jenis zakat yang utama, yakni zakat mal dan zakat fitrah. Zakat mal dikenakan pada berbagai jenis harta, seperti uang, emas, perak, dan hasil pertanian. Ketentuan besaran jumlah yang dikeluarkan disesuaikan dengan jenis harta yang dimiliki.

Besaran zakat untuk hasil pertanian, diberlakukan 10 persen bagi pertanian tadah hujan, serta 5 persen untuk pertanian dengan irigasi. Adapun besaran 2,5 persen diberlakukan terhadap harta selain peranian. Besaran prosesntase tersebut dikalikan total harta yang dimiliki setelah mencapai nisab (batas minimal).

Di sisi lain, zakat fitrah adalah zakat yang wajib dikeluarkan menjelang hari raya Idul Fitri, bertujuan untuk membersihkan jiwa dan sebagai alat meraih pahala puasa kita di bulan Ramadan. Ia juga merupakan wujud kepedulian kepada fakir miskin agar mereka dapat merayakan hari raya tanpa kekurangan makanan.

Zakat memiliki tujuan yang lebih dari sekadar kepedulian sosial; ia merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap Muslim yang mampu. Dalam Al-Qur'an, terdapat delapan golongan yang berhak menerima zakat, yakni fakir, miskin, amil, muallaf, hamba sahaya, orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan ibnu sabil. Dengan demikian, zakat berperan penting dalam mengurangi kemiskinan dan menciptakan kesejahteraan sosial.

Infak

Infak adalah harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum (Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat pada BAB I Pasal 1) infak merupakan amalan yang tak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari seorang Muslim. infak berasal dari Bahasa Arab, “anfaqa” yang berarti membelanjakan harta atau memberikan harta.

Sejatinya, infak dibagi menjadi dua, yakni infak untuk kebaikan dan infak untuk keburukan. Infak kebaikan ini dilakukan atau dibelanjakan untuk di jalan Allah, yang juga dengan harta berasal dari hal baik.

Sedangkan infak keburukan contohnya, dijelaskan dalam Surat Al-Anfal Ayat 36, yang artinya sebegai berikut: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan” (QS. Al-Anfal : 36).

Allah Subhanahu Wata’ala memerintahkan setiap hambanya agar menyisihkan hartanya untuk berinfak dalam kebaikan. Dan, Allah mencintai hambanya yang berbuat baik. Hal ini dijelaskan dalam Surat Ali Imran ayat 133-134 :

“Dan bersegeralah kamu kepada keampunan Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang takwa. Yaitu orang-orang yang menginfakkan (hartanya) baik di waktu senang atau di waktu susah, dan orang-orang yang menahan kemarahannya dan memaafkan kesalahan orang. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan”. (QS. Ali Imran: 133-134).

Berbeda dengan zakat, infaq merupakan pengeluaran harta yang bersifat sukarela, tanpa ada kewajiban untuk melakukannya. Infaq dapat diberikan kapan saja dan dalam jumlah berapa pun. Dalam istilah Arab, infaq berarti "mengeluarkan" atau "membelanjakan." Hal ini mencakup segala bentuk pengeluaran untuk kepentingan sosial, pendidikan, kesehatan, dan kegiatan kemanusiaan lainnya.

Ada banyak keutamaan berinfak, antara lain:

1. Memperoleh Pahala yang Besar
“Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan infakkanlah sebahagian dari hartamu yang Allah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menginfakkan (sebahagian) dari hartanya memperolehi pahala yang besar”. (QS. Al-Hadid: 7).

2. Didoakan Malaikat
“Ketika hamba berada di setiap pagi, ada dua malaikat yang turun dan berdoa, “Ya Allah berikanlah ganti pada yang gemar berinfak (rajin memberi nafkah pada keluarga).” Malaikat yang lain berdoa, “Ya Allah, berikanlah kebangkrutan bagi yang enggan bersedekah (memberi nafkah).” (HR. Bukhari).

3. Allah Ganti Harta yang Diinfakkan
“Katakanlah: ‘Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya)’. Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan (belanjakan), maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya. (QS. Saba: 39).

Sedekah

Sedekah merupakan kata yang sangat familiar di kalangan umat Islam. Sedekah diambil dari kata bahasa Arab yaitu “shadaqah”, berasal dari kata sidq (sidiq) yang berarti “kebenaran”. Menurut peraturan BAZNAS No.2 tahun 2016, sedekah adalah harta atau non harta yang dikeluarkan oleh seseorang atau badan usaha di luar zakat untuk kemaslahatan umum.

Sedekah merupakan amalan yang dicintai Allah SWT. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang sedekah, salah satunya dalam surat Al-Baqarah ayat 271 ;

“Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Baqarah: 271).

Tidak ada batasan waktu atau jumlah dalam sedekah. Setiap tindakan baik yang dilakukan dengan niat ikhlas dapat dianggap sebagai sedekah. Misalnya, seorang Muslim yang membantu tetangganya yang sedang kesulitan, atau yang membagikan makanan kepada yang membutuhkan, semuanya termasuk dalam kategori sedekah. Dalam ajaran Islam, sedekah sangat dianjurkan dan dianggap sebagai amal yang mendatangkan pahala besar dari Allah.

Berikut adalah beberapa keutamaan sedekah, yakni:

1. Sedekah Tidak Mengurangi Harta
Sedekah adalah ibadah yang tidak akan mengurangi harta, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda untuk mengingatkan kita dalam sebuah riwayat Muslim: “Sedekah tidaklah mengurangi harta.” (HR. Muslim).

Mengapa sedekah tidak akan mengurangi harta? Karena, meskipun secara tersurat harta terlihat berkurang, namun kekurangan tersebut akan ditutup dengan pahala di sisi Allah SWT dan akan terus bertambah kelipatannya menjadi lebih banyak.

Hal ini merupakan janji Allah yang termaktub dalam surat Saba “Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah pemberi rezeki sebaik-baiknya.” (QS. Saba’: 39).

2. Sedekah Menghapus Dosa
Sebagai makhluk Allah SWT yang tak luput dari dosa, umat Islam senantiasa diberikan berbagai keistimewaan agar berkesempatan untuk bertaubat dan menghapus dosa-dosanya dengan cara yang yang diridhai oleh Nya. Salah satunya adalah dengan bersedekah.

Sedekah merupakan ibadah yang istimewa. Ia dapat memudahkan kita dalam menghapus dosa-dosa. Rasulullah SAW pernah bersabda “Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air itu memadamkan api. (HR. At-Tirmidzi).

3. Sedekah Melipatgandakan Pahala
Sedekah memberikan banyak keistimewaan kepada pelakunya, satu di antaranya adalah Allah SWT akan memberikan pahala yang banyak untuk orang yang bersedekah. Allah SWT berfiman,

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat-gandakan (ganjarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (Qs. Al Hadid: 18)

Mengapa Memahami Perbedaan Ini Penting?

Memahami perbedaan antara zakat, infaq, dan sedekah sangat penting dalam konteks kehidupan sehari-hari. Zakat adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh setiap muslim yang mampu.

Sementara infaq dan sedekah memberikan fleksibilitas dalam beramal. Dengan mengetahui perbedaan ini, kita dapat lebih mudah mengatur keuangan dan merencanakan kontribusi kita terhadap masyarakat.

Selain itu, dengan melaksanakan zakat, infaq dan sedekah, kita tidak hanya berkontribusi dalam membantu sesama, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial dalam masyarakat. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengurangi kesenjangan sosial dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.

Dari uraian di atas, dapatlah kita ambil kesimpulan bahwa zakat, infaq, dan sedekah memiliki peran yang berbeda dalam kehidupan umat Islam. Walaupun berbeda, semuanya memiliki tujuan yang sama, yakni membantu sesama dan menciptakan kesejahteraan.

Zakat adalah kewajiban yang harus dipenuhi, infaq adalah pengeluaran sukarela yang luas, dan sedekah adalah amal yang dilakukan dengan niat tulus. Dengan memahami dan melaksanakan ketiga konsep ini, kita dapat berkontribusi untuk menciptakan dunia yang lebih baik dan penuh kasih sayang.

Penjelasan lengkapnya di : https://www.facebook.com/share/r/1HAbsajevf/

Kontributor: Artanti Laili Zulaiha
Editor : Sayono, Imam Edi Siswanto

Kamis, 27 Maret 2025

PAI Kemenag Purbalingga Saryono, Buka Bersama dan Santuni Anak Yatim di Obyek Wisata Golaga Purbalingga

 

Suasana Buka Bersama dan Santunan Anak Yatim oleh donatur warga Dusun II dan IV Desa Siwarak, Karangreja serta donatur lainnya di area parkir Obyek Wisata Golaga Purbalingga, Kamis (27/3/2025). (Foto: Saryono)

Purbalingga – Belum lama ini, sedikitnya ada 59 anak yatim piatu berkumpul di area parkir Obyek Wisata Golaga (Goa Lawa Purbalingga) di Desa Siwarak yang mendapatkan santunan berupa uang dan bingkisan pada hari Rabu (16/3/2025) yang lalu.

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/03/pai-kua-karangreja-manfaatkan-teknologi.html

Penyuluh Agama Islam (PAI) KUA Karangreja sekaligus Ketua pelaksana kegiatan santunan Saryono, menceritakan bahwa santunan kepada anak yatim-piatu bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur.

“Berbagi rejeki dan berbagi kegembiraan khusunya bagi anak yatim-paitu dalam menghadapi hari raya Idul Fitri juga kegembiraan para donatur khusunya warga Dusun II dan IV, serta donatur lainnya,” katanya kepada TIM Efektif Media Sosial PD IPARI Purbalingga Imam Edi Siswanto, Kamis (27/3/2025).

Foto bersama diacara Buka Bersama dan Santunan Anak Yatim oleh donatur warga Dusun II dan IV Desa Siwarak, Karangreja serta donatur lainnya di area parkir Obyek Wisata Golaga Purbalingga, Kamis (27/3/2025). (Foto: Saryono)

Menurutnya, bersedekah adalah menjadi impian umat muslim pada umumnya. Disetiap bulan ramadhan pasti akan berlomba-lomba dalam melakasanakan kebaikan yang bersifat ibadah mandiri maupun yang bersifat sosial. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search/label/KARANGREJA

Melaksanakan ibadah yang bersifat sosial, seperti melaksanakan santunan anak yatim piatu sebagai bentuk khoirunnas afa’uhum linnas, juga sebagai bentuk rasa empati kita terhadap anak yatim-piatu khusunya pada bulan ramadhan.

Santunan anak yatim-piatu pada akhir bulan ramadhan sudah menjadi kegiatan rutin.

“Ini sudah menjadi kegiatan rutin setiap akhir bulan ramadhan bagi warga Desa Siwarak dan setiap bulan Muharram, jadi setiap tahun ada dua kali kegiatan santunan,” katanya.

Hadir diacara tersebut, aparat Pemerintah Desa Siwarak, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan segenap warga Desa Siwarak.

Sebelum acara ditutup dengan berbuka puasa bersama, terlebih dahulu mendengarkan tausiyah oleh Staff KUA Karangreja Kyai Imam Dulgani.(*)

Kontributor: Saryono/PAI KUA Karangreja
Editor: Imam Edi Siswanto

Rabu, 26 Maret 2025

DWP Perwanida Kecamatan Kutasari Santuni 16 Anak

 

Dari tengah ke Kiri, Pengawas Madrasah Eli Nurhidayati (tengah berkerudung oranye), Ketua DWP Perwanida Kecamatan Kutasari Yuyu Yuniawati (kiri), Penyuluh Agama Islam KUA Kutasari Syukur Aryadi (kanan) dan seluruh anggita DWP Perwanida Kecamatan Kutasari saat foto bersama dengan para penerima santunan, Rabu (26/3/2025) (Foto:


Purbalingga-Dharma Wanita Persatuan (DWP) dan Persatuan Wanita Kementrian Agama (Perwanida) Kecamatan Kutasari dan Pengawas Madrasah (Penmad) Kecamatan Kutasari memberikan santunan terhadap 16 anak dzuafa di wilayah Kecamatan Kutasari, Rabu (26/03/2025). 

Ketua DWP Perwanida Kecamatan Kutasari sekaligus Penyuluh Agama Islam Fungsional (PAIF) Kemenag Purbalingga Yuyu Yuniawati dalam keteranganya menjelaskan bahwa santunan terdiri dari 1 anak dari Bustanul Athfal (BA) Desa Meri, 12 anak dari Madrasah Ibtidaiyah( MI) di Kecamatan Kutasari, 1 anak Madrasah Tsanawiah (MTs) dan 2 anak dari lingkungan KUA Kecamatan Kutasari. 

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/03/sapa-kua-kutasari-kakankemenag.html

"Santunan ini bertujuan untuk memberi motivasi kepada anak-anak supaya lebih giat mengaji dan rajin belajar, sehingga menjadi generasi yang bermanfaat untuk agama, keluarga, masyarakat dan Negara," jelasnya dalam kata sambutanya. 

Acara santunan yang dilaksanakan di Aula Gedung Penmas Kecamatan Kutasari dihadiri oleh Kepala KUA Kecamatan Kutasari Syarifudin, SAg, MH, Ketua DWP Perwanida Kecamatan Kutasari Yuyu Yuniawati, SAg, Pengawas Madrasah (Penmas) Kecamatan Kutasari Eli Nurhidayati, SAg dan segenap anggota DWP Perwanida Kecamatan Kutasari. 

Dari Kanan PAI KUA Kutasari Syukur Ariyadi, Kepala KUA Kecamatan Kutasari Syarifudin, Pengawas Madrasah (Penmas) Kecamatan Kutasari Eli Nurhidayati dan Ketua DWP Perwanida Kecamatan Kutasari Yuyu Yuniawati saat diacara santunan terhadap 16 anak dzuafa di wilayah Kecamatan Kutasari, Rabu (26/03/2025). (Foto: Mufti Marlina)

Penmas Kecamatan Kutasari Eli Nurhidayati, dalam kesempatan acara tersebut mengatakan bahwa, harta adalah titipan dari Allah, maka jangan sungkan untuk bersedakah. 

"Jadilah orang yang bisa menebar manfaat untuk orang banyak dengan harta yang kita milki". ucapnya. 

Ia juga berpesan kepada anak-anak yang disantuni untuk belajar yang rajin, baik belajar ilmu dunia maupun ilmu akhirat, karena untuk sukses dunia dengan ilmu dan untuk sukses akhirat juga dengan ilmu. 

Sementara itu, Kepala KUA Kecamatan Kutasari Syarifudin dalam kesempatan ini mengajak untuk senantiasa bersyukur kepada Allah, dan menyadari betul atas kekurangan dan ketidak mampuan kita sebagai mahluk tanpa kekuatan dari Allah.

“Untuk bersedekah awalnya dipaksa, tapi akhirnya biasa, semoga kita bisa membiaskan diri  untuk beramal sebagaimana amalnya ahli syurga,” ucapnya. 

Penyuluh Agama Islam (PAI) KUA Kecamatan Kutasari Syukur Ariyadi dalam tausiahnya dengan tema Keutaman Sedekah di Bulan Ramadhan menyampaikan satu hadist. 

 عَنْ اَنَسٍ قِيْلَ يَارَسُولَ اللهِ اَيُّ الصَّدَقَةِ اَفْضَلُ؟ قَالَ: صَدَقَةٌ فِى رَمَضَانَ  

“Artinya dari Anas ra, sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, sedekah apa yang paling utama?”Rasulullah saw menjawab, “Sedekah di bulan Ramadhan” Hadist Riwayat At-Tirmidzi,” ucapnya. 

Dijelaskan oleh Syukur, bahwa dengan berbagi rezeki melalui sedekah, Allah SWT akan mendatangkan beribu ‎balasan kebaikan dan limpahan rahmat kepada hamba-Nya.

Tidak akan habis harta ‎kita yang disedekahkan kepada orang lain, melainkan justru akan bertambah lebih ‎banyak lagi dan lebih banyak lagi serta kebaikan lain juga akan didapatkan.

Dan Allah SWT ‎berfirman:‎

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

Artinya “Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir ‎biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah ‎melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas, ‎Mahamengetahui," (QS Al Baqarah: 261).(*)

Kontributor : Mufti Marlina/PAI Kutasari
Editor: Imam Edi Siswanto

Selasa, 25 Maret 2025

Sapa KUA Kutasari, Kakankemenag Purbalingga Zahid Khasani Tekankan Pelayanan Terbaik

 

Kepala  Kankemenag Purbalingga H Zahid Hasani (tengah) di dampingi Plt Kepala Sub Bagian Tata Usaha Sudiono (kiri) dan Kepala KUA Kecamatan Kutasari Syarifudin (kanan), foto bersama usai kegiatan kunjungan dan pembinaan di KUA Kutasari, Selasa (25/3/2025) (Foto: Mufti Marlina)

Purbalingga-Kepala Kantor Kementerian Agama (Kakankemenag) Kabupaten Purbalingga H. Zahid Khasani menekankan kepada segenap Pegawai Kantor Urusan Agama (KUA) Kutasari untuk melakukan pelayanan terbaiknya untuk masyarakat.

Dalam kunjunganya untuk menyapa KUA lebih dekat, Ia menjelaskan bahwa KUA merupakan etalase pelayanan Kementerian Agama.

BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search/label/KUTASARI

“Oleh karena itu setiap personil KUA harus memberikan pelayanan yang terbaik dengan senantiasa ramah, senyum di depan, di tengah dan di akhir,” katanya, Selasa(25/03/2025).

Sebagai Aparatur Sipil Negara, lanjutnya, harus senantiasa mengingat 5 Nilai Dasar ASN sesuai dengan PMA No. 12 Tahun 2019.

Pertama, Ketuhanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kemudian yang kedua, adalah Integritas, yakni kesesuaian antara ucapan, hati dan perbuatan.

Selanjutnya yang ketiga Profesional, yakni berangkat dan pulang kantor tepat waktu, tahu target dan sasaran tugas setiap hari.

Keempat Bertanggungjawab, yakni apa yang kita lakukan bisa dibuktikan secara akuntabilitas. Dan yang Kelima adalah Role Model, yakni keteladanan.

"Ke depan akan kami laksanakan lomba menata dan menghias Balai Nikah, supaya orang yang menikah di KUA terkesan," jelasnya.

Sementara itu, Pelaksana Teknis (Plt) Kepala Sub Bagian Tata Usaha Sudiono, berpesan kepada kepala KUA Kutasari Syarifudin bahwa perlu adanya labelisasi ruangan agar bisa memberi informasi yang jelas terhadap tamu yang datang.

Hadir diacara tersebut Penyuluh Agama Fungsional, Penyuluh P3K, Penyuluh Non ASN dan segenap Staff KUA serta Pengawas Madrasah Kecamatan Kutasari.(*)

Ko
ntributor : Mufti Marlina/PAI KUA Kutasari
Editor: Imam Edi Siswanto


Strategi Dakwah Efektif: Kakanwil Kemenag Jateng Ajak Penyuluh dan Dai Kelola Majelis Taklim untuk Literasi Zakat

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab saat menyampaikan pengarahan pada acara  Literasi Zakat bagi Dai...