PAI KUA Karangreja Ngamali (tengah) saat mengisi GKM di Majelis Taklim Ummi Sholihah, Desa Gondang, Karangreja, pada Senin (5/5/2025) lalu. (Foto: Ngamali) |
Salah satu upaya nyata ini terlihat dalam kegiatan pemantapan GKM yang berlangsung di Majelis Taklim Ummi Sholihah, Desa Gondang, Karangreja, pada Senin (5/5/2025) lalu.
Mengangkat tema "Peran Keluarga dalam Mewujudkan Masyarakat Sejahtera dan Religius", acara ini dihadiri oleh sekitar 40 jamaah yang antusias mengikuti setiap sesi.
BACA:
https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/05/wujudkan-keluarga-maslahat-pai.html
https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/05/gerakan-keluarga-maslahat-menggema-di.html
https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/05/gerakan-keluarga-maslahat-menggema-di.html
Acara dipandu oleh Eva Lutfiati Khasanah yang menekankan pentingnya keluarga sebagai pondasi utama dalam membentuk karakter generasi bangsa.
“Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Di sinilah nilai agama, etika, dan moral pertama kali diajarkan. Jika keluarga kuat, masyarakat pun akan kuat dan penuh keberkahan,” ujarnya.
Sebagai narasumber utama, Ngamali memberikan pemaparan mendalam tentang bagaimana keluarga dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang sejahtera dan religius.
Ia mengupas berbagai aspek mulai dari pendidikan anak dalam Islam, pentingnya komunikasi dalam keluarga, pengelolaan ekonomi secara syariah, hingga menjadikan rumah sebagai pusat ibadah dan pembelajaran.
“Kesejahteraan bukan hanya soal materi, tapi juga ketenangan batin, keharmonisan rumah tangga, dan keberkahan hidup. Sementara keluarga religius adalah yang menjadikan nilai Ilahi sebagai dasar dalam semua aspek kehidupan,” terang Ngamali.
Antusiasme peserta terlihat dari interaksi aktif selama sesi tanya jawab dan diskusi. Mereka berbagi pengalaman serta tantangan membina keluarga di tengah era digital yang penuh dinamika, sekaligus mencari solusi dari perspektif agama dan nilai sosial.
PAI Karangreja menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan langkah awal menuju pembinaan keluarga berkelanjutan di tingkat komunitas.
Melalui GKM, diharapkan lahir keluarga-keluarga tangguh yang menjadi fondasi masyarakat yang lebih harmonis, sejahtera, dan religius di masa depan.
“Keluarga adalah madrasah pertama bagi anak-anak. Di sinilah nilai agama, etika, dan moral pertama kali diajarkan. Jika keluarga kuat, masyarakat pun akan kuat dan penuh keberkahan,” ujarnya.
Sebagai narasumber utama, Ngamali memberikan pemaparan mendalam tentang bagaimana keluarga dapat berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang sejahtera dan religius.
Ia mengupas berbagai aspek mulai dari pendidikan anak dalam Islam, pentingnya komunikasi dalam keluarga, pengelolaan ekonomi secara syariah, hingga menjadikan rumah sebagai pusat ibadah dan pembelajaran.
“Kesejahteraan bukan hanya soal materi, tapi juga ketenangan batin, keharmonisan rumah tangga, dan keberkahan hidup. Sementara keluarga religius adalah yang menjadikan nilai Ilahi sebagai dasar dalam semua aspek kehidupan,” terang Ngamali.
Suasana acara GKM di Majelis Taklim Ummi Sholihah, Desa Gondang, Karangreja, pada Senin (5/5/2025) lalu. (Foto: Ngamali) |
Antusiasme peserta terlihat dari interaksi aktif selama sesi tanya jawab dan diskusi. Mereka berbagi pengalaman serta tantangan membina keluarga di tengah era digital yang penuh dinamika, sekaligus mencari solusi dari perspektif agama dan nilai sosial.
PAI Karangreja menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan langkah awal menuju pembinaan keluarga berkelanjutan di tingkat komunitas.
Melalui GKM, diharapkan lahir keluarga-keluarga tangguh yang menjadi fondasi masyarakat yang lebih harmonis, sejahtera, dan religius di masa depan.
Bagi pembaca setia yang membutuhkan informasi dan konsultasi tentang keluarga Sakinah bisa datang langsung ke KUA terdekat dan gratis.(*)
Kontributor: Ngamali
Editor: Imam Edi Siswanto
Kontributor: Ngamali
Editor: Imam Edi Siswanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar