Senin, 24 Maret 2025

Memahami Hati yang Sehat, Mati atau Sakit oleh Syukur Ariyadi

PAI KUA Kutasari Syukur Ariyadi saat mengisi ceramah di Masjid Ar Robbani Polres Purbalingga, Senin, (24/3/2025).(Foto: Istimewa))

Iman sempurna pada hakikatnya adalah keseimbangan antara kebenaran hati, kebaikan ucapan dan tindakan yang dilakukan dengan santun.

Dari hal diatas, maka perlu diperhatikan keadaan hati kita masing-masing. Sebagaimana kita pahami bersama bahwa hati dibagi tiga golongan:

1. Hati yang sehat,
2. Hati yang mati, dan
3. Hati yang sakit.

Hati yang sehat dan menyebabkan keselamatan. Hati yang sehat memiliki beberapa tanda, yaitu, imannya kokoh, ahli bersyukur, tidak serakah, kehidupan tenteram, khusyuk dalam beribdah, banyak berdzikir, kebaikan selalu dinamis, segera sadar jika melakukan kesalahan, suka bertobat dan sebagainya.
 
Hati yang sakit adalah hati yang masih memiliki keimanan, ada ibadah, ada pahala, namun ada pula noda-noda maksiat dan dosa.

Tanda-tanda hati yang sakit antara lain, hati selalu gelisah jauh dari ketenangan, mudah marah, tidak pernah puas dengan apa yang dimiliki, susah menghargai orang lain, kehidupan tidak nyaman, mengalami penderitaan lahir batin, dan sebagainya.

فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌۙ فَزَادَهُمُ اللّٰهُ مَرَضًاۚ وَلَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ ۢ ەۙ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ

Artinya: “Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (Surat Al Baqarah ayat 10)

Hati yang mati berarti hati yang telah mengeras dan membatu karena terlalu banyak kotoran akibat dosa-dosa yang diperbuat. Sebagaimana firman Allah:

اِنَّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا سَوَاۤءٌ عَلَيْهِمْ ءَاَنْذَرْتَهُمْ اَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُوْنَ

Artinya, “Sungguh, orang-orang kafir itu–sama saja apakah kauberi peringatan atau tidak–tidak beriman.” (Surat Al Baqarah ayat 6)

Hati yang bersih dan sehat bisa saja menjadi sakit bahkan kotor dan menjadi mati disebabkan karena dosa.

Sehingga ketika hati sudah mati tiada sesuatu pun yang indah dalam dirinya. Sebagaimana potongan hadits mengatakan “.....jika baik hati seseorang maka baik pula seluruh anggota badan...”.

أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ. رواه البخاري ومسلم.

Adapun cara mendapatkan akhlaq yang baik, adalah dengan membersihkan sumbernya. Dengan diagnosa qolbu apakah hati sehat, sakit atau mati?.

Qolbu yang sehat, adalah qolbu yang bisa menikmati hidangan-hidangan qolbu, seperti menikmati shalat, qolbu yang sehat adalah yang mendominasi (mengatur) jiwanya. Sedang qolbu yang sakit adalah sebaliknya.

Wallahu a'lam.

Disampaikan oleh Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor urusan Agama (KUA) Kutasari pada kajian Ramadhan bada Duhur di Masjid Ar Robbani Polres Purbalingga, Senin, 24 Maret 2025.(*)

Editor: Imam Edi Siswanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Strategi Dakwah Efektif: Kakanwil Kemenag Jateng Ajak Penyuluh dan Dai Kelola Majelis Taklim untuk Literasi Zakat

Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, Saiful Mujab saat menyampaikan pengarahan pada acara  Literasi Zakat bagi Dai...