Purbalingga-Penyuluh Agama Islam (PAI) Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Karanganyar, Tarom, turut mendampingi Bupati Purbalingga, H. Fahmi Muhammad Hanif, dalam kunjungan lapangan meninjau lokasi bencana tanah bergerak di Desa Maribaya, Kecamatan Karanganyar, Kamis (20/11/2025).
Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian pemerintah daerah terhadap kondisi warga yang terdampak musibah.
BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/11/kakankemenag-purbalingga-tinjau-lokasi.html
Rombongan Bupati Purbalingga, Asisten I Sekda Purbalingga, Suroto, Plt Camat Karanganyar, Juli Atmadi, Kepala Desa Maribaya, Tarso Dwi Cahyono, dan Penyuluh Agama Islam KUA Karanganyar, Tarom.
Mereka bersama-sama melihat langsung kondisi rumah warga yang rusak akibat pergerakan tanah yang terjadi pada 14–15 November 2025 lalu. Retakan dan amblasan tanah sedalam 2–3 meter tampak di beberapa titik pemukiman.
Bupati Purbalingga, H. Fahmi Muhammad Hanif, menyampaikan bahwa pemerintah daerah berkomitmen memberikan penanganan maksimal, baik dalam bentuk bantuan logistik, pemulihan rumah terdampak, hingga mitigasi lanjutan untuk mencegah risiko bencana berikutnya.
“Pemerintah Kabupaten Purbalingga berkomitmen hadir untuk masyarakat. Kami akan memastikan kebutuhan para pengungsi terpenuhi dan langkah mitigasi segera dilakukan agar masyarakat aman,” ucap Mas Bupati Fahmi.
BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search/label/KARANGANYAR
Dalam dialognya dengan para pengungsi, Bupati menegaskan bahwa pemerintah akan bekerja cepat dan terkoordinasi. Langkah-langkah kolaboratif terus dilakukan bersama BPBD, pemerintah desa, KUA Karanganyar, serta relawan di lapangan.
Dalam pendampingannya, PAI KUA Karanganyar, Tarom, turut memberikan dukungan moral, spiritual, serta pendampingan psikososial kepada warga terdampak.
“Kami berupaya memberikan ketenangan dan memotivasi warga agar tetap tabah. Pendampingan keagamaan sangat penting dalam situasi seperti ini,” ucap Tarom.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, bencana tanah bergerak di Desa Maribaya menyebabkan 19 rumah rusak, serta membuat 22 KK atau 85 jiwa mengungsi. Hingga kini, pemantauan pergerakan tanah susulan masih terus dilakukan mengingat curah hujan yang masih tinggi.(*)
Ditor: Imam Edi Siswanto


Penyuluh bergerak semua beres, mantap
BalasHapusBerkat support teman-teman semua...terima kasih
BalasHapus