Ketua Pengurus Daerah Ikatan Penyuluh Agama Republik Indonesia (PD IPARI) Kabupaten Purbalingga, Khikam Aziz, memberikan respon cepat dan positif terhadap program Penguatan Early Warning System (EWS) yang digelar Kantor Kementerian Agama Kabupaten Purbalingga.
Kegiatan yang baru dihelat di RM Bumbu Desa, Purbalingga, pada Rabu, 20 Agustus 2025, menjadi momentum strategis dalam upaya pencegahan konflik sosial berbasis keagamaan.
BACA:
https://iparipurbalingga.blogspot.com/2025/08/kemenag-purbalingga-perkuat-early.html
https://iparipurbalingga.blogspot.com/search?q=KHIKAM+AZIZ
Strategi Mencegah Sebelum Terjadi
Program EWS merupakan langkah visioner dan krusial untuk menjaga stabilitas sosial dan kehidupan yang harmonis di tengah masyarakat. Sistem ini memungkinkan deteksi dan analisis dini terhadap potensi gesekan antar kelompok keagamaan, sehingga dapat dicegah sebelum berkembang menjadi konflik terbuka.
Konflik sosial, jika tidak ditangani dengan cepat, dapat merusak tatanan hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Oleh karena itu, pencegahan melalui deteksi dini menjadi kunci utama, dan ini hanya bisa efektif jika dijalankan melalui kolaborasi lintas sektor termasuk aparat keamanan, tokoh agama, pemerintah, media, serta masyarakat.
Peran Strategis Penyuluh Agama
Di garis depan pencegahan konflik, Penyuluh Agama memegang peran yang sangat vital. Mereka bukan hanya juru dakwah, tetapi juga agen perdamaian yang mampu meningkatkan literasi keagamaan dan toleransi di tengah masyarakat.
Melalui berbagai metode bimbingan, baik tatap muka maupun melalui media sosial, penyuluh dapat memperkuat daya tahan masyarakat terhadap provokasi yang dapat memicu konflik.
Tak hanya itu, para penyuluh juga berperan membuka ruang dialog antarumat beragama, tokoh masyarakat, dan pemerintah. Dialog ini menjadi fondasi penting untuk membangun saling pengertian, mempererat toleransi, serta memupuk kedamaian yang berkelanjutan.
Membentuk Jaringan Damai
Penguatan kapasitas tokoh masyarakat dan pemuda sebagai penggerak perdamaian juga menjadi langkah penting dalam program ini. Mereka adalah pihak yang paling dekat dengan denyut nadi masyarakat dan mampu menjadi penengah ketika terjadi gesekan.
Melalui sinergi dan kolaborasi yang terus menerus, program EWS ini bukan sekadar respons reaktif terhadap potensi konflik, tetapi menjadi sistem yang proaktif dalam membangun masyarakat yang damai, inklusif, dan toleran serta moderat.(*)
Editor: Imam Edi Siswanto
🤎🤎🤎💪
BalasHapusPlanning....?
BalasHapus