Opini: Profesionalisme dan Integritas Kunci Utama dalam Bekerja dan Beribadah (Judul asli: Integritas dan Profesionalime Kerja dalam Islam).
Oleh: Artanti Laili Zulaiha(PAI KUA Karanganyar)
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kita kerap mendengar berita tentang menurunnya integritas dan profesionalisme dalam dunia kerja. Mulai dari kasus pelanggaran etika, penyalahgunaan jabatan, hingga perbuatan amoral dan korupsi dalam berbagai bentuk. Fenomena ini mencerminkan kemerosotan karakter dan akhlak dalam menjalankan amanah pekerjaan.
Sejatinya, persoalan ini bukan hal baru. Dalam sejarah Islam, tragedi Perang Uhud menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya disiplin dan profesionalisme. Saat itu, sebagian sahabat Nabi Muhammad SAW mengabaikan instruksi untuk tetap di pos karena tergiur harta rampasan perang (ghanimah). Akibatnya, pasukan Muslim terdesak dan mengalami kekalahan. Namun, para sahabat segera menyadari kesalahan mereka dan menjadikannya sebagai titik balik untuk lebih taat dan profesional dalam pertempuran berikutnya.
Oleh: Artanti Laili Zulaiha(PAI KUA Karanganyar)
Di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern, kita kerap mendengar berita tentang menurunnya integritas dan profesionalisme dalam dunia kerja. Mulai dari kasus pelanggaran etika, penyalahgunaan jabatan, hingga perbuatan amoral dan korupsi dalam berbagai bentuk. Fenomena ini mencerminkan kemerosotan karakter dan akhlak dalam menjalankan amanah pekerjaan.
Sejatinya, persoalan ini bukan hal baru. Dalam sejarah Islam, tragedi Perang Uhud menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya disiplin dan profesionalisme. Saat itu, sebagian sahabat Nabi Muhammad SAW mengabaikan instruksi untuk tetap di pos karena tergiur harta rampasan perang (ghanimah). Akibatnya, pasukan Muslim terdesak dan mengalami kekalahan. Namun, para sahabat segera menyadari kesalahan mereka dan menjadikannya sebagai titik balik untuk lebih taat dan profesional dalam pertempuran berikutnya.
BACA: https://iparipurbalingga.blogspot.com/search/label/ARTANTI%20LAILI%20ZULAIHA
Kisah tersebut menjadi refleksi nyata bahwa kekurangan profesionalisme dapat berujung pada kegagalan besar. Hal serupa sering terjadi di masa kini, ketika jabatan dan pekerjaan sering kali tidak ditunaikan sesuai amanah. Padahal, pekerjaan adalah tanggung jawab yang harus dijalankan dengan penuh kejujuran dan kesungguhan.
Allah SWT telah berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 58:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”
Ajaran Islam mengajarkan agar ketika bekerja kita melakukannya dengan optimal dan penuh tanggung jawab. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Imam al-Thabrani dalam kitab al-Mu’jam al-Awsath:
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai seseorang ketika mengerjakan sebuah pekerjaan dilakukan dengan profesional.”
Profesionalisme bukan berarti harus selalu sempurna, melainkan bekerja secara optimal sesuai dengan kapasitas dan kredibilitas diri. Mengetahui potensi dan keterbatasan diri menjadi kunci. Jika pekerjaan dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya, hasilnya bisa jauh dari harapan.
Dalam dunia nyata, sering kali proses rekrutmen atau pengangkatan jabatan lebih mempertimbangkan kedekatan sosial daripada kompetensi. Padahal Rasulullah telah mengingatkan dalam hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahih-nya.
Kisah tersebut menjadi refleksi nyata bahwa kekurangan profesionalisme dapat berujung pada kegagalan besar. Hal serupa sering terjadi di masa kini, ketika jabatan dan pekerjaan sering kali tidak ditunaikan sesuai amanah. Padahal, pekerjaan adalah tanggung jawab yang harus dijalankan dengan penuh kejujuran dan kesungguhan.
Allah SWT telah berfirman dalam Surah An-Nisa ayat 58:
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا الْأَمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kalian menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya.”
Ajaran Islam mengajarkan agar ketika bekerja kita melakukannya dengan optimal dan penuh tanggung jawab. Sebagaimana sabda Nabi yang diriwayatkan Imam al-Thabrani dalam kitab al-Mu’jam al-Awsath:
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ يُحِبُّ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلًا أَنْ يُتْقِنَهُ
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai seseorang ketika mengerjakan sebuah pekerjaan dilakukan dengan profesional.”
Profesionalisme bukan berarti harus selalu sempurna, melainkan bekerja secara optimal sesuai dengan kapasitas dan kredibilitas diri. Mengetahui potensi dan keterbatasan diri menjadi kunci. Jika pekerjaan dilakukan oleh orang yang bukan ahlinya, hasilnya bisa jauh dari harapan.
Dalam dunia nyata, sering kali proses rekrutmen atau pengangkatan jabatan lebih mempertimbangkan kedekatan sosial daripada kompetensi. Padahal Rasulullah telah mengingatkan dalam hadis riwayat Imam al-Bukhari dalam Shahih-nya.
إِذَا وُسِّدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرِ السَّاعَةَ
Artinya: “Apabila sebuah urusan diberikan kepada bukan ahlinya maka tunggulah waktu kebinasaannya.”
Hadis ini berlaku universal, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Memberikan amanah kepada yang tidak berkompeten hanya akan menghasilkan kerugian. Maka dari itu, penting bagi kita untuk senantiasa menggali potensi, meningkatkan kompetensi, dan menilai diri secara jujur, apakah kita benar-benar mampu memegang tanggung jawab tertentu.
Di era persaingan global ini, umat Islam tidak boleh hanya menjadi penonton. Kita perlu terus belajar, berkembang, dan mengambil peran sesuai kemampuan agar bisa memberikan kontribusi nyata. Profesionalisme tidak boleh terjebak pada zona nyaman, ia menuntut inovasi dan pembaruan terus-menerus.
Integritas pun menjadi fondasi penting. Tanpa kejujuran dan komitmen moral, profesionalisme akan kosong makna. Seseorang yang berintegritas akan bekerja dengan sepenuh hati, menjunjung tinggi nilai kebenaran, dan tidak mudah menyerah saat menghadapi tantangan.
Lebih dari itu, pekerjaan dalam perspektif Islam mencakup ibadah dan kewajiban agama. Salat, puasa, sedekah, dan amal-amal lainnya juga harus dilakukan secara professional dengan kualitas, kesungguhan, dan keikhlasan. Jika ini semua dijalankan dengan baik, maka bukan hanya masyarakat yang akan merasakan manfaatnya, tapi kita juga akan mendapatkan derajat tinggi di sisi Allah SWT.
Semoga kita semua senantiasa diberi kekuatan untuk menjaga integritas dan profesionalisme dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam pekerjaan dunia maupun ibadah kepada Allah SWT. (*)
Editor & Publisher: Imam Edi Siswanto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar